Xiaomi Kembangkan Teknologi Tangki Bahan Bakar untuk Mobil Hybrid

foto/istimewa

sekilas.co – Perkembangan teknologi otomotif terus melaju pesat, dan Xiaomi hadir sebagai pendatang baru yang tidak hanya menaruh perhatian pada kendaraan listrik. Melalui paten terbarunya, perusahaan ini mengungkap bahwa mereka juga sedang mengembangkan teknologi untuk kendaraan berbahan bakar konvensional maupun hibrida. Langkah tersebut mencerminkan strategi yang lebih adaptif, di mana Xiaomi tidak semata mengandalkan platform listrik penuh, tetapi juga memperluas jangkauan ke segmen lain yang lebih beragam.

Dalam dokumen paten yang dipublikasikan pada awal Desember 2025, Xiaomi menjabarkan teknologi anyar yang ditujukan untuk meningkatkan ketepatan tampilan indikator level bahan bakar pada kendaraan non-listrik. Inovasi ini sekaligus memperkuat sinyal bahwa produsen asal Tiongkok tersebut tengah mempersiapkan lini kendaraan baru, termasuk model hibrida atau jarak jauh yang sebelumnya masih sebatas spekulasi.

Baca juga:

1. Xiaomi kembangkan teknologi stabilisasi indikator bahan bakar
Paten yang diterbitkan Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional Tiongkok pada 5 Desember memperlihatkan sistem berbasis perangkat lunak yang dirancang untuk menstabilkan tampilan level bahan bakar di panel instrumen. Sistem ini bekerja dengan membaca nilai awal bahan bakar, lalu membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sensor di dalam tangki. Apabila ditemukan selisih yang cukup besar, perangkat lunak akan melakukan penyesuaian bertahap secara otomatis hingga indikator mendekati nilai sensor sebenarnya.

Pendekatan tersebut bertujuan meminimalkan fluktuasi atau perubahan mendadak pada indikator bahan bakar yang kerap muncul akibat gaya berkendara, guncangan jalan, maupun pergerakan cairan di dalam tangki. Dengan teknologi ini, pembacaan level bahan bakar menjadi lebih stabil dan presisi, sehingga pengemudi dapat memantau konsumsi bahan bakar secara lebih konsisten.

2. Sinyal kuat persiapan kendaraan hibrida Xiaomi
Meski tidak menyebutkan model spesifik yang akan mengadopsi teknologi ini, dokumen paten menegaskan bahwa sistem tersebut ditujukan bagi kendaraan yang memiliki tangki bahan bakar. Hal ini menandakan bahwa teknologi tersebut bukan untuk mobil listrik murni, melainkan untuk kendaraan hibrida atau model dengan sistem jarak jauh (range-extended).

Xiaomi sendiri disebut tengah menyiapkan sejumlah model anyar, salah satunya SUV berukuran besar bernama YU9. Model ini dikabarkan mengusung konfigurasi tiga baris kursi, panjang lebih dari 5.200 mm, dilengkapi lidar, serta menggunakan penggerak roda belakang. Selain itu, SU7 versi terbaru juga dirumorkan akan mendapat pembaruan perangkat keras, termasuk kemungkinan varian dengan jarak sumbu roda lebih panjang demi meningkatkan kenyamanan penumpang belakang.

3. Model baru dan performa Xiaomi terus melesat di pasar
Tak hanya menyasar segmen keluarga, Xiaomi juga menyiapkan YU7 GT yang diproyeksikan sebagai varian performa tinggi dengan tenaga melampaui 1.000 hp berkat konfigurasi dual-motor. Langkah ini menegaskan ambisi besar Xiaomi untuk bersaing di berbagai kelas kendaraan.

Di luar pengembangan model, perusahaan juga aktif menggarap teknologi otomotif lain, mulai dari sistem kontrol drift, fungsi pengendalian kendaraan, hingga riset material lithium iron phosphate untuk baterai.

Dari sisi penjualan, performa Xiaomi terus menunjukkan tren positif. Pada November 2025, perusahaan mencatat pengiriman 46.249 kendaraan energi baru, dengan YU7 menyumbang penjualan grosir sebanyak 33.729 unit. Secara akumulatif sejak April 2024, total pengiriman Xiaomi telah melampaui 500.000 unit, jauh melebihi target tahunan 2025 sebesar 350.000 unit.

Dengan pengembangan teknologi berbasis bahan bakar ini, Xiaomi semakin menegaskan kesiapannya bermain di berbagai lini kendaraan, tidak terbatas pada mobil listrik murni. Strategi tersebut berpotensi menjadi langkah penting untuk memperluas pasar sekaligus menjawab kebutuhan konsumen global yang semakin beragam.

Artikel Terkait