Sekilas.co – Masyarakat Kompleks Jakarta Garden City (JGC) kembali menyuarakan penolakannya terhadap kelanjutan uji coba Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan di Jakarta Utara. Warga merasa aktivitas pengolahan sampah di fasilitas tersebut menimbulkan bau menyengat yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Karena tidak kunjung ada respons konkret dari pihak pemerintah, mereka berencana menggelar aksi unjuk rasa kedua dalam waktu dekat.
“Rencana warga akan menggelar aksi unjuk rasa kedua pada 10 November 2025 untuk mendesak RDF ditutup,” ujar Wahyu Andre, pengurus RT 18 RW 14 Jakarta Garden City, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, saat dihubungi pada Senin (3/11/2025).
Wahyu menegaskan bahwa masyarakat sudah berulang kali menyampaikan keluhan terkait bau tidak sedap yang muncul dari RDF Plant Rorotan, namun hingga kini belum ada solusi yang memuaskan. “Bau yang keluar dari RDF itu sangat mengganggu aktivitas warga. Kami sudah sampaikan keberatan sejak awal uji coba, tapi kondisinya belum juga membaik,” katanya.
Fasilitas RDF Rorotan sendiri disinyalir akan mulai beroperasi penuh pada November 2025. Saat ini, pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif tersebut masih beroperasi dalam kapasitas terbatas karena masih dalam tahap uji coba lanjutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, sebelumnya menyampaikan bahwa uji coba RDF Rorotan telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025.
“Uji coba RDF akan dilanjutkan sampai akhir Oktober 2025, dan mulai November 2025 DLH merencanakan RDF Rorotan sudah siap beroperasi,” kata Asep pada Jumat (17/10/2025).
Menurut Asep, tahap uji coba dilakukan secara bertahap dengan peningkatan kapasitas operasional. Pada awal uji coba, fasilitas tersebut mengolah sekitar 30 ton sampah per hari, kemudian meningkat hingga 200 ton per hari selama masa percobaan.
Namun, warga menilai peningkatan kapasitas itu justru memperburuk kondisi lingkungan sekitar. Wahyu Andre mengatakan masyarakat meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan RDF Rorotan, karena bau menyengat dari fasilitas itu masih sangat terasa meski uji coba sudah beberapa kali dilakukan.
Lebih dari itu, warga juga mencurigai aktivitas RDF berpotensi menyebabkan pencemaran udara yang berdampak pada kesehatan.
“Kami sudah kumpulkan data, dan pada Oktober 2025 tercatat sekitar 20 anak mengalami gangguan kesehatan seperti penyakit mata dan infeksi saluran pernapasan (ISPA),” ungkap Wahyu.
Karena itulah, Wahyu menyebut dukungan terhadap aksi penolakan RDF semakin meluas. Tidak hanya warga Jakarta Garden City, tetapi sejumlah kawasan perumahan di sekitarnya juga menyatakan siap bergabung dalam aksi unjuk rasa lanjutan pada 10 November mendatang.
Adapun kompleks yang dikabarkan akan turut berpartisipasi antara lain Asya JGC, Metland Ujung Menteng, Kota Harapan Indah, Pusaka Rakyat Bekasi, Sungai Kendal Rorotan, Gading Crown Bekasi, Tambun Permata Bekasi, dan Tambun Rengas Cakung.
“Warga semakin banyak yang terganggu dan ikut bersuara. Kami berharap pemerintah turun langsung dan mendengarkan aspirasi kami. Ini bukan soal politik, tapi soal kesehatan dan kenyamanan hidup warga,” kata Wahyu menegaskan.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai keluhan warga, Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto belum memberikan tanggapan. Hingga berita ini ditulis, pesan dan panggilan yang dikirimkan Tempo belum mendapat balasan.





