sekilas.co – Tren diet terus bermunculan dan berubah dari tahun ke tahun. Dulu, ada yang ketat menghindari nasi atau lemak, kini berkembang menjadi pola diet modern seperti keto, puasa intermiten, hingga diet rendah karbohidrat. Meski populer, tidak semua jenis diet cocok untuk semua orang.
Dr. Maya Surjadjaja, Sp.GK, M.Gizi, mengingatkan bahwa memilih pola makan tidak bisa hanya sekadar ikut tren. Ia menekankan bahwa keberhasilan diet terletak pada pemahaman kondisi tubuh masing-masing.
“Sekarang ini ada banyak macam diet, mulai dari diet keto, puasa intermiten, ada berbagai macam. Tapi, belum tentu satu jenis diet itu cocok untuk semua orang,” ujar dr. Maya dalam acara Kolaborasi dan Inovasi untuk Indonesia Sehat: Prioritas pada Isu Obesitas yang digelar di Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).
Program Diet Tidak Bisa Disamaratakan
Setiap tubuh memiliki karakteristik unik. Faktor genetik dan metabolisme seseorang bisa sangat berbeda dengan orang lain. Perbedaan inilah yang membuat suatu jenis diet berhasil bagi sebagian orang, tetapi tidak memberikan hasil yang sama pada orang lain.
“Hal ini karena setiap orang punya susunan genetik dan metabolisme tubuh yang berbeda-beda. Jadi, tidak bisa hanya sekadar ikut-ikutan tren diet, karena keberhasilannya akan berbeda pada tiap individu,” jelasnya.
Gambaran ini menunjukkan bahwa diet bukan sekadar mengikuti pola makan yang sedang tren atau populer di media sosial. Tanpa mempertimbangkan kondisi tubuh, justru dapat menimbulkan risiko kesehatan, mulai dari tubuh lemas, gangguan pencernaan, hingga kekurangan asupan gizi.
Pemeriksaan untuk Menentukan Diet yang Tepat
Lebih lanjut, dr. Maya menjelaskan bahwa ada pemeriksaan medis tertentu yang dapat membantu menentukan diet paling sesuai bagi seseorang. Pemeriksaan ini bisa memberikan gambaran tentang bagaimana tubuh memproses nutrisi hingga kecenderungan genetik yang memengaruhi metabolisme. Namun, biayanya relatif mahal sehingga tidak semua orang bisa atau bersedia melakukannya.
“Sebenarnya ada pemeriksaan khusus untuk mengetahui tipe diet apa yang cocok. Tapi biayanya tidak murah dan tidak semua orang mau menghabiskan uang hanya untuk itu,” ujarnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa menemukan pola diet ideal tidak selalu sederhana. Meski tanpa pemeriksaan khusus, seseorang tetap bisa mencoba langkah yang lebih terjangkau.
Cara Mengatur Porsi dan Menyeimbangkan Asupan
Bagi masyarakat yang ingin menurunkan berat badan atau sekadar menjaga kesehatan, dr. Maya memberikan saran yang lebih praktis. Menurutnya, yang terpenting adalah tidak mengabaikan keseimbangan nutrisi dalam makanan sehari-hari.
“Kalau mau diet, bisa diatur dari porsi makan. Tapi asupan nutrisi lain juga harus dipenuhi. Jangan hanya makan protein saja sementara serat tidak ada,” ujarnya.
Ia mencontohkan, seseorang tetap bisa mengonsumsi nasi atau sumber karbohidrat lain, namun dengan jumlah yang lebih terkontrol. Di sisi lain, asupan protein, vitamin, mineral, dan terutama serat harus tetap dijaga. Tanpa itu semua, tubuh bisa kehilangan energi dan sistem pencernaan ikut terganggu.
Bijak dalam Memilih Pola Diet
Di tengah maraknya promosi tren diet baru, dr. Maya mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih jenis diet. Bukan berarti semua tren diet berbahaya, namun hasilnya bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan tubuh masing-masing.
Ia menegaskan bahwa tidak ada satu resep diet yang berlaku untuk semua orang. Jika ingin lebih aman, konsultasi dengan dokter gizi dapat menjadi langkah tepat sebelum memulai pola diet tertentu. Diet seharusnya tidak hanya sekadar mengikuti tren, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang benar-benar sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.





