sekilas.co – Angka kemiskinan di Solo, Jawa Tengah, pada tahun 2025 menurun menjadi 7,69 persen, atau setara dengan 40.080 jiwa. Sebelumnya, pada 2024, angka kemiskinan tercatat 8,31 persen, atau 43.280 jiwa.
Wakil Wali Kota sekaligus Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Solo, Astrid Widayani, menyampaikan data tersebut mengacu pada informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kabar gembira, data dari BPS sudah dirilis. Tahun 2024 kemiskinan Solo sebesar 8,31 persen, alhamdulillah tahun 2025 turun menjadi 7,69 persen,” ujar Astrid kepada wartawan di Kota Solo, Jumat, 31 Oktober 2025.
Astrid mengatakan, capaian itu menjadi pemacu semangat bagi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memperkuat strategi pengentasan kemiskinan. Saat ini telah dibangun strategi untuk intervensi. “Mudah-mudahan ini menjadi optimisme untuk sinergi lintas OPD yang saat ini kami bangun strateginya untuk intervensi,” ucapnya.
Menurut Astrid, program pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya bergantung pada satu dinas. Seluruh perangkat daerah harus bergerak bersama sesuai fungsi dan kewenangannya. “Awalnya dimandatkan pada satu induk OPD, yaitu Dinsos (Dinas Sosial) di bawah Kemensos. Namun, kami ingin pengentasan kemiskinan di Solo menjadi gerakan bersama.”
Astrid mengharapkan semua OPD dan seluruh program di Solo mendukung upaya pengentasan kemiskinan. Selama ini, lanjut dia, Pemkot Solo memfokuskan program pada wilayah kumuh yang menjadi kantong-kantong kemiskinan. Beberapa wilayah prioritas berada di Kecamatan Banjarsari, seperti Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Nusukan.
“Wilayah kumuh itu kebetulan ada di Banjarsari, salah satunya di Gilingan. Untuk lokus fokusnya nanti di kelurahan yang masih banyak rumah tidak layak huni. Kami fokus pembenahan, mencari CSR dan mitra untuk mendukung perbaikan,” tuturnya.
Selain pembenahan fisik, Astrid mengatakan Pemkot juga memperkuat aspek perlindungan sosial dan memastikan bantuan sosial (bansos) serta jaminan sosial tepat sasaran. Ia menambahkan, Pemkot Solo kini tengah membangun data induk kesejahteraan agar kebijakan penanggulangan kemiskinan lebih terarah. “Kami sedang menjalankan konsolidasi data dari tiga OPD, yakni Dinas Sosial, Disdukcapil, dan Diskominfo,” ungkapnya.
Berikutnya akan dibentuk data induk kesejahteraan yang dapat digunakan seluruh OPD untuk menyusun kebijakan dan program. Astrid optimistis, dengan kerja kolaboratif dan basis data yang lebih akurat, angka kemiskinan Solo bisa terus ditekan di tahun-tahun mendatang. “Kami ingin penurunan ini berlanjut. Dengan kerja bersama, intervensi tepat sasaran, dan data yang valid, insyaallah kemiskinan di Solo bisa terus berkurang,” ucap dia.





