sekilas.co – Menuju pekan terakhir Oktober 2025, sejumlah topik menjadi sorotan publik. Salah satunya adalah polemik sumber air mineral Aqua, di mana salah satu pabriknya disidak oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mendapat perhatian pembaca.
Terbaru, legislator dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa menilai adanya potensi pelanggaran hak asasi manusia dalam polemik sumber air Aqua. Sementara itu, berita lain yang menarik perhatian publik adalah wacana Presiden Prabowo Subianto terkait penambahan pelajaran bahasa asing, yaitu bahasa Portugis.
merangkum sejumlah berita yang menjadi sorotan pembaca pada 25 Oktober 2025. Berikut ringkasannya:
-
DPR Sebut Ada Potensi Pelanggaran HAM di Polemik Sumber Air Aqua
Anggota Komisi XIII DPR, Mafirion, menilai produsen Aqua berpotensi melanggar hak asasi manusia terkait kisruh sumber air mineral ini. Ia menyinggung iklan yang selama ini ditayangkan oleh Aqua.
Menurut Mafirion, pemasaran yang memberikan informasi menyesatkan kepada publik bisa dikategorikan sebagai pelanggaran HAM. “Setiap orang berhak memperoleh informasi, hidup sejahtera, dan menikmati lingkungan yang sehat. Dalam kasus ini, ada indikasi pelanggaran terhadap hak konstitusional warga negara,” kata Mafirion dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu, 25 Oktober 2025.
Tak hanya itu, ia menduga Aqua melanggar UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya Pasal 9 ayat (1) yang melarang pelaku usaha membuat pernyataan menyesatkan mengenai asal, jenis, mutu, atau komposisi barang, dan Pasal 10 yang melarang produksi atau pemasaran barang tidak sesuai keterangan pada label atau iklan.
“Tindakan produsen Aqua berpotensi melanggar hak konsumen atas informasi yang benar, jelas, dan jujur sesuai Pasal 4 huruf c UU Perlindungan Konsumen,” tegasnya.
Persoalan ini, kata Mafirion, berdampak pada keadilan sosial dan etika bisnis. Ia menilai perusahaan mengeksploitasi kepercayaan publik dengan mengiklankan bahwa sumber air Aqua berasal dari mata air pegunungan, padahal kenyataannya dari sumur bor.
Polemik muncul setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyidak salah satu pabrik Aqua di Subang, Jawa Barat. Dalam kunjungan itu disebutkan sumber air yang digunakan berasal dari sumur bor atau air tanah, berbeda dengan klaim Aqua yang menyatakan dari mata air pegunungan.
Dalam keterangannya, Danone Indonesia menyatakan pernyataan perwakilan Aqua di pabrik Subang belum lengkap. Manajemen menjelaskan sumber air yang digunakan berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di Indonesia, dari akuifer dalam di kawasan pegunungan, bukan air permukaan atau air tanah dangkal. Air ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air sehingga bebas kontaminasi manusia, dengan kedalaman 60–140 meter.
-
Cerita Operasi Drone TNI yang Menewaskan Tokoh OPM Versi Dudung Abdurachman
Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Dudung Abdurachman, menceritakan kematian salah satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam operasi militer di Yahukimo, Papua, akhir Oktober ini. Beberapa kombatan tewas akibat ledakan bom yang dijatuhkan aparat militer.
Dudung mengaku mendapat informasi dari Kepala Staf TNI AD Jenderal Maruli Simanjuntak. Bom yang dijatuhkan melalui drone awalnya tidak meledak saat mendarat, namun meledak ketika ditemukan tokoh kelompok bersenjata itu. “Tokoh kelompok bersenjata lalu menemukan bom itu, pada saat ditemukan baru meledak,” jelas Dudung saat diskusi di Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Ia menambahkan, ledakan itu terjadi di hadapan kombatan OPM yang dianggap telah menyengsarakan masyarakat lokal dan tenaga migran. “Bayangkan kalau yang menemukan itu anak-anak,” ujarnya.
Pada 21 Oktober, beberapa personel OPM di Yahukimo dilaporkan tewas akibat ledakan. TPNPB-OPM melalui juru bicaranya, Sebby Sambom, menyebut empat orang tewas, termasuk Lamek Alipky Taplo, pemimpin operasi OPM di Kiwirok. Sebby kemudian mengultimatum Presiden Prabowo Subianto bahwa konflik bersenjata akan berlanjut, termasuk perintah membakar seluruh alat militer Indonesia di Papua.
-
DPR Nilai Pembelajaran Bahasa Mandarin Lebih Penting Dibanding Portugis
Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, menilai pembelajaran bahasa Mandarin lebih strategis dibanding menambah pelajaran bahasa Portugis. Rencana ini muncul setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Bonnie, pemerintah perlu mempertimbangkan ulang rencana ini karena bahasa Portugis bukan bahasa yang familiar di kancah internasional. Ia menyarankan sekolah lebih fokus pada pengajaran Bahasa Inggris atau Mandarin, sebagai bahasa wajib sekaligus internasional. “Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran Bahasa Inggris. Atau jika ingin tambahan pelajaran bahasa, Bahasa Mandarin jauh lebih strategis diajarkan,” katanya, dikutip Sabtu, 25 Oktober 2025.
Ia juga menekankan, penambahan pelajaran bahasa Portugis dikhawatirkan membebani siswa dan guru. Politikus PDI Perjuangan ini mendorong agar mata pelajaran tambahan bersifat opsional, memberi kebebasan siswa untuk memilih atau tidak mengikuti pembelajaran bahasa Portugis.





