sekilas.co – SATUAN Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo menutup sementara warung Bakso Remaja Gading setelah viral isu produk disebut non-halal. Kepala Satpol PP Kota Solo, Didik Anggono menyatakan penutupan warung dilakukan untuk menghindari keresahan masyarakat dan menjaga kondusivitas di lapangan setelah beredarnya surat berita acara berkop Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Solo yang menyebutkan status non-halal pada produk bakso itu.
“Kami menutup sementara warung Bakso Remaja mulai hari Senin, 3 November 2025, hingga hasil uji laboratorium keluar. Ini langkah pengamanan agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat,” ujar Didik di Solo, Senin, 3 November 2025.
Didik menjelaskan kronologi mencuatnya persoalan itu bermula dari kegiatan monitoring pangan oleh tim Dispangtan, yang melakukan wawancara dengan pemilik usaha dan mengambil sampel produk untuk diuji. Dalam proses itu, sempat muncul pernyataan dari pemilik yang menyebutkan produknya non-halal. Namun, belakangan diketahui bahwa terjadi kesalahpahaman komunikasi.
“Pemilik waktu itu baru keluar dari rumah sakit dan masih kurang fokus. Saat kami klarifikasi ulang, beliau menyangkal menggunakan bahan non-halal. Maka kami ambil langkah menutup sementara sambil menunggu hasil uji laboratorium,” ungkap Didik.
Ia menegaskan, Satpol PP akan mengikuti hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar keputusan selanjutnya. Jika hasil uji menunjukkan produk halal, maka pemilik akan diarahkan untuk mengurus sertifikasi halal.
Namun, bila terbukti non-halal, warung wajib mencantumkan keterangan jelas pada papan nama, spanduk, dan kemasan produknya. “Apapun hasilnya nanti, kami pastikan akan transparan kepada masyarakat. Tujuannya agar tidak ada pihak yang dirugikan dan konsumen mendapatkan kepastian,” ucap dia.
Sementara itu, Thirthania Laura Damayanthie, putri pemilik Bakso Remaja Gading, mengaku pasrah terhadap keputusan penutupan untuk sementara waktu warungnya itu. Ia menegaskan keluarganya adalah muslim, dan tidak pernah menggunakan bahan tidak halal dalam dagangannya. “Ini hanya salah paham saja. Bapak waktu ditanya petugas salah ngomong karena bingung. Padahal bahan bakso kami semuanya halal, tidak ada babi atau yang lain,” kata Laura.
Laura menambahkan pihaknya kini menunggu hasil uji laboratorium untuk membersihkan nama baik usahanya yang sudah berdiri sejak tahun 1990-an itu. “Kami ikut saja aturan pemerintah, sementara tutup dulu sampai hasil lab keluar. Setelah itu baru kami bisa menjelaskan ke pelanggan,” tuturnya.