Rupiah Tergelincir Akibat Sinyal Hati-hati dari The Fed

foto/istimewa

sekilas.co – Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Taufan Dimas Hareva, menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring respons pelaku pasar terhadap sinyal The Fed yang akan lebih berhati-hati dalam kebijakan ke depan.

Pada penutupan perdagangan Kamis sore, rupiah melemah 19 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.636 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.617 per dolar AS.

Baca juga:

“Tekanan terhadap rupiah terutama muncul karena respons pasar terhadap keputusan The Fed yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75–4,00 persen, namun disertai sinyal kebijakan yang lebih berhati-hati ke depan,” ujar Taufan saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Menurut Taufan, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell bahwa pemangkasan suku bunga selanjutnya belum menjadi kepastian membuat pelaku pasar menilai ruang pelonggaran moneter AS tidak akan terlalu agresif.

“Hal ini justru menahan pelemahan dolar AS lebih dalam dan memberi tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah,” ujar Taufan.

Ia menambahkan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi meningkatnya permintaan terhadap aset-aset safe haven, seperti obligasi pemerintah AS dan dolar AS, menyusul kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global.

“Kondisi ini membuat imbal hasil (yield) obligasi AS tetap tinggi, sehingga membatasi peluang arus modal masuk ke negara berkembang,” ujar Taufan.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) hari ini juga melemah ke level Rp16.640 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.631 per dolar AS.

Sebagai informasi, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam Federal Open Market Committee (FOMC) Oktober 2025, sekaligus mengumumkan rencana pembelian terbatas surat utang pemerintah AS.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada Desember 2025 belum dapat dipastikan. Setelah konferensi pers The Fed, peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 turun menjadi 71 persen, dari sebelumnya 90 persen.

Artikel Terkait