sekilas.co – Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah disebabkan oleh pernyataan bernada hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed).
“Rupiah melemah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) yang kembali menguat karena didorong oleh pernyataan hawkish dari pejabat-pejabat The Fed, yaitu Schmid (Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid), Logan (Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan), dan Hammack (Presiden Fed Cleveland Beth Hammack),” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin di Jakarta melemah sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.638 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.631 per dolar AS.
Schmid menyampaikan bahwa sektor pekerjaan masih stabil dan inflasi AS tetap tinggi. Hal senada juga disampaikan Logan yang menentang pemangkasan suku bunga The Fed apabila inflasi belum menurun.
Sementara itu, Hammack menegaskan bahwa suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menekan inflasi.
Namun, mengutip Anadolu, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mendukung penurunan suku bunga tersebut dengan menekankan bahwa kebijakan moneter AS tetap bersifat restriktif, bahkan setelah penurunan dilakukan.
Terkait inflasi Indonesia, diperkirakan akan sedikit lebih tinggi, yakni 2,7 persen, namun masih berada dalam rentang target Bank Indonesia, sehingga peluang BI untuk memangkas suku bunga tetap terbuka.
“September diperkirakan surplus 4,79 miliar dolar AS,” ujar Lukman.
									
													




