sekilas.co – Dalam mengatasi masalah kulit berjerawat, diperlukan pengetahuan tentang kandungan skincare yang tepat untuk jenis kulit ini. Namun, sebelumnya, pemilik kulit berjerawat harus mengenali jenis kulit dan masalah yang kerap timbul.
Memahami kondisi kulit dapat membantu individu menemukan produk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, kulit berminyak lebih cenderung mengalami jerawat akibat penumpukan minyak dan kotoran, sedangkan kulit kering bisa memiliki jerawat yang berasal dari dehidrasi.
Selanjutnya, pemilik kulit berjerawat disarankan untuk memperhatikan setiap kandungan yang terdapat dalam produk skincare yang akan digunakan. Beberapa kandungan skincare dapat membantu mengatasi permasalahan jerawat maupun iritasi yang ditimbulkannya.
Berikut sejumlah bahan dan kandungan skincare yang cocok digunakan untuk kulit berjerawat.
Salicylic acid merupakan salah satu bahan aktif yang sangat efektif dalam mengatasi jerawat. Zat ini membantu mengeksfoliasi sel-sel kulit mati yang bisa menyumbat pori dan menyebabkan jerawat.
Dengan kemampuannya menembus lapisan dalam pori-pori, salicylic acid dapat membersihkan kotoran dan minyak berlebih, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya jerawat.
Benzoyl peroxide dikenal luas sebagai bahan yang dapat membunuh bakteri penyebab jerawat. Zat ini bekerja dengan cara membuka pori-pori dan mengeliminasi bakteri yang berkembang biak di dalamnya.
Selain itu, benzoyl peroxide juga membantu mengurangi peradangan dan kemerahan akibat jerawat. Bahan ini biasanya ditemukan dalam bentuk gel atau krim dan digunakan pada area kulit yang berjerawat (topikal).
Retinoid, yang termasuk dalam kelompok vitamin A, juga sangat bermanfaat bagi kulit berjerawat. Zat ini bekerja mempercepat regenerasi sel-sel kulit sehingga sel mati dapat terangkat lebih cepat.
Selain itu, retinoid berfungsi mengurangi penyumbatan pori-pori yang bisa memicu jerawat baru. Penggunaan retinoid secara teratur dapat membantu meratakan tekstur serta warna kulit.
Tea tree oil adalah pilihan alami yang populer dalam produk skincare untuk kulit berjerawat. Minyak esensial ini memiliki sifat antimikroba yang efektif melawan bakteri penyebab jerawat.
Selain membantu memperkecil peradangan, tea tree oil juga menenangkan kulit yang meradang dan bengkak akibat jerawat.
Niacinamide atau vitamin B3 dikenal memiliki efek antiinflamasi yang kuat. Kandungan ini membantu meredakan kemerahan dan iritasi pada kulit berjerawat.
Niacinamide juga berfungsi memperkuat skin barrier, menjaga kelembapan, serta meningkatkan produksi ceramide yang penting untuk kesehatan kulit secara keseluruhan.
Sulfur merupakan pilihan yang banyak dikenal dalam pengobatan jerawat. Bahan ini mampu menyerap kelebihan minyak pada kulit dan membantu mengeringkan jerawat lebih cepat.
Selain itu, sulfur memiliki sifat antibakteri sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri di permukaan kulit. Produk yang mengandung sulfur sering dikombinasikan dengan bahan lain seperti salicylic acid untuk hasil yang lebih optimal.
Azelaic acid memiliki sifat antibakteri dan antiradang yang dapat membantu mencegah penumpukan keratin, yaitu protein yang dapat menyumbat pori-pori.
Bahan ini bekerja melawan jerawat dengan membunuh bakteri sekaligus membantu membuka pori yang tersumbat.
Alpha hydroxy acid (AHA) mengatasi jerawat dengan membersihkan sel kulit mati sekaligus mengurangi peradangan. Kandungan AHA juga dapat memperbaiki tampilan bekas jerawat dengan merangsang pertumbuhan kulit baru.
Dua jenis AHA yang paling umum ditemukan dalam produk perawatan jerawat adalah glycolic acid dan lactic acid.
Itu dia beberapa kandungan skincare yang dapat digunakan untuk merawat kulit berjerawat. Namun, penting untuk selalu memperhatikan konsentrasi bahan aktif dalam setiap produk, karena setiap individu memiliki toleransi yang berbeda terhadap bahan tertentu.
Oleh karena itu, disarankan untuk memulai dengan produk berkonsentrasi rendah sebelum beralih ke konsentrasi yang lebih tinggi jika diperlukan.
Setiap kali mencoba produk baru, penting untuk mencatat reaksi kulit. Jika muncul iritasi, kemerahan, atau reaksi negatif lainnya, penggunaan produk sebaiknya dihentikan. Melihat bagaimana kulit bereaksi setelah beberapa minggu juga dapat membantu menilai efektivitas produk.





