sekilas.co – RAIS Syuriyah PBNU Muhammad Nuh hadir dalam forum kiai sepuh dan Mustasyar NU di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu, 6 Desember 2025. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang sebelumnya diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PBNU oleh Syuriyah.
Setelah pertemuan itu, M. Nuh menegaskan bahwa agenda rapat pleno mengenai penetapan Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU tetap akan dilaksanakan. “Tanggal 9 Desember 2025 akan ditindaklanjuti melalui pleno dengan menetapkan pejabat baru. Undangannya juga telah disebarkan,” ujar M. Nuh kepada media pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Ia menambahkan bahwa kehadirannya dalam forum tersebut mewakili Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang berhalangan hadir. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan perkembangan terkait polemik internal yang terjadi di tubuh PBNU.
Selain itu, M. Nuh menegaskan bahwa keputusan rapat Syuriyah pada 20 November 2025 yang memberhentikan Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU bersifat final, karena Syuriyah berada pada posisi tertinggi dalam struktur organisasi PBNU.
“Keputusan itu sudah tuntas dan final. Rais Aam pun telah menyampaikannya secara terbuka,” ujar mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut.
Menanggapi kemungkinan perubahan sikap Syuriyah setelah pertemuan ini, M. Nuh memastikan tidak ada perubahan, termasuk terkait rapat pleno yang sebelumnya sempat diusulkan untuk ditunda. “Tidak ada. Sampai saat ini Syuriyah tetap berada pada posisi supremasi dalam struktur, dan keputusannya sudah final,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa forum kiai sepuh dan Mustasyar PBNU ini bukanlah forum islah. Meski begitu, pihaknya tetap membuka ruang dialog demi kebaikan organisasi. “Peluang dialog tetap ada. Tetapi ini bukan islah karena tidak ada konflik. Konteksnya adalah pemberian sanksi. Saran tetap kami tampung, namun keputusan harus melalui mekanisme organisasi,” jelasnya.





