sekilas.co – Pusar merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat kurang mendapat perhatian dibanding bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan kaki. Padahal, bagian tubuh ini kerap mendapatkan limpasan sabun dari dada setiap kali kamu mandi.
Selain itu, ada banyak lagi kotoran yang tanpa kita sadari berakhir di pusar. Karena itu, kamu mungkin mulai mempertimbangkan apakah pusar benar-benar perlu dibersihkan. Lalu, bagaimana cara membersihkan pusar yang kotor dengan benar? Semua pertanyaan tersebut akan dijawab di bawah ini.
Pusar adalah tempat di mana tali pusat terpasang sebelum dan segera setelah kelahiran. Tali pusat berfungsi mengalirkan oksigen dan darah kaya nutrisi dari ibu ke bayi saat masih berada di dalam kandungan, sekaligus membuang limbah.
Begitu lahir, bayi tidak lagi membutuhkan tali pusat sehingga tali tersebut dipotong dan menyisakan potongan pendek yang disebut tunggul. Dalam beberapa minggu, tunggul akan mengering dan rontok secara alami. Susunan pembuluh darah di tali pusar serta cara jatuhnya menentukan bentuk pusar seseorang.
Saat sedang membersihkan diri, kamu sering kali melewatkan bagian pusar. Padahal, pusar perlu dibersihkan sama seperti anggota tubuh lainnya. Faktanya, sebuah studi pada tahun 2012 menemukan bahwa di dalam pusar terdapat rata-rata 67 jenis bakteri. Sebagian besar pusar memiliki celah yang dapat menampung kotoran dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Hal ini membuat pusar menjadi salah satu bagian tubuh yang paling mudah kotor.
Bentuk pusar yang berlubang dan penuh lekukan membuat keringat, sel kulit mati, minyak, sisa serat pakaian, bakteri, dan kotoran lainnya mudah menumpuk. Jika tidak dibersihkan secara teratur, kotoran ini dapat mengeras dan membentuk omfalolit atau batu pusar.
Batu pusar memiliki beragam warna, paling sering hitam, tetapi bisa juga cokelat muda. Berikut beberapa hal yang dapat terjadi jika pusar tidak dibersihkan secara rutin:
Infeksi jamur: Pusar merupakan area yang gelap dan lembap sehingga jamur dapat berkembang biak dengan subur dan memicu infeksi.
Bau tidak sedap: Akumulasi keringat, kotoran, sel kulit mati, dan serat kain dapat menyebabkan pusar mengeluarkan aroma tidak menyenangkan.
Omfalolit: Penumpukan sel kulit mati dan sebum di pusar seiring waktu dapat membentuk batu pusar. Omfalolit terbuat dari bahan yang sama dengan pembentuk komedo.
Pusar perlu dibersihkan dengan cara yang sedikit berbeda dibanding bagian tubuh lainnya. Selain itu, pusar berbentuk cekungan kecil (innie) memerlukan cara pembersihan yang berbeda dengan pusar yang menonjol (outie).
Basahi kapas dengan alkohol, lalu usapkan ke dalam permukaan pusar secara perlahan.
Jika kapas sudah kotor, ganti dengan kapas baru.
Setelah bersih, usap kembali pusar menggunakan kapas yang dibasahi air untuk membilas sisa alkohol agar kulit tidak kering.Pusar outie lebih mudah dibersihkan karena lebih mudah dijangkau.
Basahi waslap, lalu gosok pusar dengan lembut menggunakan sabun.
Setelah mandi, keringkan pusar secara menyeluruh.
Oleskan losion secukupnya pada area pusar.
Tidak ada aturan baku mengenai seberapa sering pusar harus dibersihkan. Namun, kamu disarankan membersihkannya satu hingga dua kali seminggu. Jika mulai tercium bau tidak sedap, itu menandakan pusar sudah waktunya dibersihkan.
Tanda lain bahwa pusar perlu dibersihkan adalah munculnya kotoran di dalam lipatan pusar. Kotoran tersebut bisa berwarna putih, hitam, atau warna lain yang berbeda dari warna kulit.
Kesimpulannya, pusar yang tidak pernah dibersihkan dapat menimbulkan bau tidak sedap hingga memicu infeksi jamur. Oleh karena itu, pastikan kamu membersihkan pusar secara menyeluruh setidaknya satu kali setiap minggu.





