sekilas.co – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan siap menambah dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar Rp13 triliun, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Namun, menurut Purbaya, tambahan anggaran itu tidak bisa langsung disalurkan pada tahun 2025.
“Kalau tahun depan bisa, kalau sekarang nggak bisa,” kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin malam.
Purbaya tidak merinci alasan mengapa tambahan anggaran tidak dapat dikelola tahun ini. Bendahara Negara itu juga mengaku belum menerima rincian arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo.
Prabowo menyampaikan gagasan penambahan dana abadi LPDP saat memberikan pidato pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin sore.
Dana tersebut berasal dari hasil pengembalian kasus korupsi ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang diserahkan kepada pemerintah melalui Kejaksaan Agung dan Kementerian Keuangan. Tambahan dana juga dapat bersumber dari efisiensi anggaran pemerintah.
“LPDP akan saya tambahkan. Uang-uang dari sisa efisiensi penghematan, uang-uang yang kita dapat dari koruptor-koruptor itu sebagian besar kita investasi di LPDP,” ujar Presiden.
Penyerahan uang pengganti kerugian perekonomian negara dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah dilakukan secara simbolis di Gedung Utama Kejaksaan Agung Jakarta, Senin, oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dengan disaksikan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Jaksa Agung, uang pengganti tersebut berasal dari tiga grup perusahaan yang terlibat kasus korupsi CPO, yakni Wilmar Group, Musim Mas Group, dan Permata Hijau Group.
Sejatinya, total kerugian perekonomian negara akibat kasus korupsi CPO mencapai Rp17 triliun. Wilmar Group telah menyerahkan Rp11,88 triliun, Permata Hijau Group Rp1,86 triliun, dan Musim Mas Group Rp1,8 triliun. Total dana yang dikembalikan mencapai Rp13,255 triliun.
Namun, terdapat selisih sebesar Rp4,4 triliun yang masih belum dikembalikan oleh Musim Mas Group dan Permata Hijau Group.





