Sekilas.co – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui Kantor Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatim Bali Nusra) kembali melanjutkan program “Safe and Smash” sebagai strategi untuk menggenjot Dana Pihak Ketiga (DPK) dari segmen nasabah menengah. Program ini menyasar nasabah BTN Prospera, yaitu kelompok penabung dengan saldo antara Rp100 juta hingga Rp500 juta.
Program “Safe and Smash” menargetkan penambahan dana kelolaan sebesar Rp50 miliar hingga Rp100 miliar, serta peningkatan jumlah rekening baru dari nasabah Prospera.
Regional Office Head BTN Kanwil Jatim Bali Nusra, Carly Tambunan, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk inovasi dan apresiasi BTN terhadap nasabah menengah yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan dana murah (CASA).
“Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan potensi terbesar bagi segmen emerging affluent BTN Prospera. Provinsi ini masuk dalam tiga besar kontributor nasional BTN Prospera, dengan pertumbuhan DPK mencapai 10,5% year-to-date,” ujar Carly di Surabaya, Kamis (23/10/2025).
Ia menambahkan, faktor pendorong utama pertumbuhan tersebut berasal dari basis ekonomi yang kuat, serta budaya wirausaha dan aktivitas komunitas yang dinamis di Surabaya dan kota-kota sekitarnya. Menurutnya, hal ini sangat relevan dengan konsep BTN Prospera yang menggabungkan gaya hidup produktif, sehat, dan bernilai finansial.
Saat ini, jumlah nasabah BTN Prospera di wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara telah mencapai sekitar 11.000, dengan total simpanan lebih dari Rp1,6 triliun. BTN juga menargetkan pembukaan 1.000 rekening baru (Number of Accounts/NOA) dari segmen ini.
Segmen Prospera, dengan saldo simpanan Rp100 juta–Rp500 juta, umumnya didominasi oleh masyarakat kelas menengah produktif, termasuk pengusaha muda dan generasi milenial. Mereka dinilai cocok dengan gaya hidup modern yang disinergikan BTN melalui aktivitas olahraga padel. Sementara itu, nasabah dengan saldo di atas Rp500 juta masuk dalam kategori nasabah Prioritas.
“Porsi kontribusi dana Prospera di BTN Jatim, Bali, dan Nusra saat ini masih sekitar 10–20% dari total DPK ritel, sedangkan nasabah prioritas menyumbang sekitar 50–60%,” jelas Carly.
Melalui program “Safe and Smash”, BTN berupaya meningkatkan kontribusi DPK Prospera yang tergolong dana murah (CASA). Dana ini memberikan bunga relatif lebih rendah dibandingkan segmen prioritas, sehingga mendukung efisiensi biaya dana bank.
Sebagai bentuk apresiasi, BTN memberikan akses eksklusif bagi nasabah Prospera untuk bermain padel di Padel House rekanan BTN, melalui skema tabungan dan transaksi berhadiah. Program ini diharapkan dapat memperkuat loyalitas nasabah sekaligus memperluas jaringan komunitas penabung Prospera.
Per September 2025, komposisi CASA BTN Jatim Bali Nusra mencapai 48–50% dari total DPK. BTN menargetkan angka tersebut dapat naik hingga 60% pada akhir tahun.
“Total DPK ritel BTN Kanwil Jatim Bali Nusra per akhir September mencapai Rp11,2 triliun. Secara total (ritel dan kelembagaan), DPK mencapai Rp23,2 triliun. Kami menargetkan hingga akhir tahun total DPK dapat mencapai Rp25 triliun atau tumbuh 10–12% year-on-year dibandingkan tahun sebelumnya,” papar Carly.
Dari sisi kredit, Carly juga menyebutkan bahwa penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terutama KPR Subsidi BTN, terus menunjukkan tren positif. Realisasi KPR Subsidi di wilayah Jawa Timur rata-rata mencapai 1.000 hingga 1.200 unit per bulan, dengan kontribusi terbesar berasal dari Jember dan Kediri.
“Kami masih memiliki target sekitar 3.000 unit KPR Subsidi yang akan dikejar hingga akhir tahun,” tuturnya.
Melalui strategi terintegrasi antara penguatan dana murah, peningkatan loyalitas nasabah menengah, dan ekspansi kredit perumahan, BTN optimistis mampu menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat serta memperkuat posisinya sebagai bank utama penyalur pembiayaan perumahan di Indonesia.





