sekilas.co – Presiden Prabowo Subianto kembali meninjau lokasi bencana di Pulau Sumatra setelah melakukan kunjungan kenegaraan ke Pakistan dan Rusia. Pesawat Garuda Indonesia-1 mendarat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara, pada Jumat (12/12/2025) dini hari.
Dalam keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Prabowo diagendakan meninjau posko pengungsian, pendistribusian logistik, layanan kesehatan, serta kesiapan TNI, Polri, BNPB, dan pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat terdampak bencana.
Prabowo ingin memastikan penanganan bencana dilakukan secara efektif. Jalur vital seperti jembatan, jalan, dan jaringan komunikasi juga diminta untuk segera diperbaiki.
Ini merupakan kali kedua Presiden Prabowo ke Sumatra Utara untuk meninjau kondisi bencana. Sebelumnya, sebelum berangkat ke Pakistan, Prabowo juga mengunjungi Aceh. Pemerintah memastikan bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara menjadi prioritas nasional meski statusnya bukan bencana nasional.
1. Biaya estimasi pemulihan Sumatra Rp51,8 triliun
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, melaporkan kondisi penanganan bencana di Sumatra kepada Presiden Prabowo dalam rapat terbatas di Banda Aceh pada Minggu (7/12/2025). Estimasi dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di tiga provinsi terdampak — Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat — mencapai sekitar Rp51,8 triliun.
Untuk Aceh, Suharyanto memaparkan kerusakan akibat banjir bandang cukup besar. Hingga laporan tersebut, 37.546 unit rumah warga terdampak, dari rusak ringan hingga hilang total.
Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur publik seperti jembatan, jalan, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, pondok pesantren, dan puskesmas, serta aset lainnya. “Termasuk kerugian lahan pertanian, ternak, sawah, kebun, tambak, dan perkantoran,” ujar Suharyanto.
Setelah koordinasi dengan Kementerian PU, biaya pemulihan Aceh agar kembali normal diperkirakan mencapai Rp25,41 triliun.
2. Sumatra Utara butuh Rp12,88 triliun
Dalam laporan penanganan bencana di Sumatra Utara (Sumut), Suharyanto menyebut estimasi kebutuhan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi guna mengembalikan kondisi wilayah seperti sebelum bencana.
“Untuk mengembalikan ke kondisi semula, rehabilitasi dan rekonstruksi membutuhkan sekitar Rp12,88 triliun,” kata Suharyanto.
Data ini masih bersifat sementara dan akan diperbarui sesuai pendataan lapangan. Dari 18 kota/kabupaten terdampak di Sumut, hanya tersisa dua kabupaten yang masih terisolasi, yaitu satu kecamatan di Humbang Hasundutan dan tujuh kecamatan di Tapanuli Utara. Bantuan logistik dikirim melalui jalur udara.
Stok logistik di Bandara Silangit aman, dengan 198 ton bantuan telah disalurkan dan cadangan 155 ton mencakup kebutuhan pokok, sandang, dan alat komunikasi. Prioritas tim gabungan PU dan Satgas TNI adalah membuka akses jalan di Adiankoting, jalur vital antara Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah via Sibolga. Suharyanto optimistis jalur ini segera terbuka: “Satgas sudah bisa masuk 40 km lebih. Mudah-mudahan dalam satu minggu sudah bisa tembus.”
3. Estimasi biaya pemulihan bencana di Sumatra Barat Rp13,52 triliun
Terakhir, Suharyanto memaparkan estimasi anggaran pemulihan pascabencana untuk Provinsi Sumatra Barat. Berdasarkan penghitungan sementara Kementerian PU, dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi mencapai Rp13,52 triliun.
“Kami laporkan untuk Sumatra Barat, hasil penghitungan sementara dari Kementerian PU untuk memulihkan kondisi seperti sebelum bencana atau menjadi lebih baik membutuhkan anggaran Rp13,52 triliun,” ujar Suharyanto.





