Polusi Udara Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak Sejak Dalam Kandungan

foto/istimewa

sekilas.co – Dokter Spesialis dari UKK Respirologi Ilmu Kesehatan Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Cynthia Centauri Sp.A. Subsp. Resp. (K), menyampaikan bahwa paparan polusi udara dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan sejak masa kehamilan.

“Polutan yang terhirup ibu hamil dapat masuk ke aliran darah, menembus plasenta, dan memicu stres oksidatif serta peradangan yang berdampak pada janin,” kata dr. Cynthia dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Baca juga:

Ia menjelaskan bahwa beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar partikulat halus (PM2,5 dan PM10) dengan gangguan tumbuh kembang anak.

Penelitian di Harvard, misalnya, menemukan bahwa anak dari ibu perokok memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan anak dari ibu bukan perokok.

Selain itu, penelitian di Jakarta oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) juga menunjukkan bahwa peningkatan kadar PM2,5, jelaga, dan nitrogen dioksida (NO2) berkorelasi dengan penurunan berat badan bayi saat lahir.

“Berat badan bayi bisa turun hingga puluhan gram hanya karena peningkatan kecil polutan udara,” ujarnya.

Menurut dr. Cynthia, dampak polusi tidak hanya bersifat fisik.

Ia menambahkan bahwa penelitian di Brazil dan Amerika Serikat juga menunjukkan paparan polusi lalu lintas berkaitan dengan risiko gangguan neurologis, seperti autisme (ASD) dan ADHD.

“Polusi udara merupakan ancaman serius bagi generasi masa depan karena dapat mengganggu pertumbuhan, fungsi kognitif, hingga perkembangan saraf anak,” tegasnya.

Sebagai langkah pencegahan, kata dia, penggunaan masker N95, pemantauan kualitas udara, dan pembatasan aktivitas luar ruang saat polusi tinggi menjadi langkah penting.

“Mari kita semua saling menjaga, karena polusi udara sebenarnya bisa dikurangi bila semua pihak sadar akan lingkungan sekitar dan masa depan yang harus dijaga bersama,” tutupnya.

Artikel Terkait