sekilas.co – Proposal damai berisi 28 poin yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina menuai kritik keras dari Kiev dan berbagai negara Eropa. Meski disebut sebagai upaya menghentikan perang, sejumlah bagian dari rencana tersebut dinilai justru menguntungkan Rusia dan berpotensi melemahkan keamanan Ukraina dalam jangka panjang.
Trump memberi batas waktu lima hari kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberikan respons. Ia bahkan melontarkan ancaman yang mengejutkan banyak sekutu Kiev, seolah mengisyaratkan bahwa dukungan AS dapat dihentikan bila Ukraina menolak rencana tersebut. Berikut poin paling kontroversial dari proposal yang masih belum final.
1. Ukraina Diminta Menyerahkan Lebih Banyak Wilayah kepada Rusia
Ini menjadi poin paling ditolak oleh Kiev. Trump menuntut Ukraina menyerahkan wilayah tambahan sebagai syarat perdamaian. Langkah ini dinilai melegitimasi pendudukan Rusia dan mengancam kedaulatan Ukraina.
Bagi Kiev, syarat tersebut sama saja dengan menyerahkan masa depan negara kepada Moskow.
2. Ukraina Diminta Membatasi Postur Militernya
Trump juga meminta Ukraina mengurangi kemampuan militernya secara signifikan. Para pemimpin Eropa menilai syarat ini akan membuat Ukraina sangat rentan terhadap agresi di masa depan.
Negara–negara Eropa menyebut permintaan tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keamanan kawasan, karena Rusia akan memiliki keunggulan militer tanpa adanya penyeimbang.
3. Ukraina Diminta Membatalkan Aspirasi Bergabung dengan NATO
Salah satu ambisi terbesar Ukraina dalam satu dekade terakhir adalah bergabung dengan NATO. Namun Trump menginginkan Kiev secara resmi menghentikan aspirasi tersebut.
Bagi banyak negara Barat, ini dianggap sebagai “hadiah geopolitik” bagi Rusia, yang sejak lama menolak perluasan NATO ke arah timur.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto bahkan menegaskan bahwa syarat tersebut “tidak akan pernah bisa diterima.”
Dalam pernyataannya di X, Crosetto mengungkapkan hal penting: baik Rusia maupun Ukraina saat ini tengah membicarakan kemungkinan penyelesaian perang. Ia menyatakan tidak tertarik pada rencana Trump, namun berharap momentum ini dapat memulai kembali dialog untuk menghentikan serangan bom, rudal, dan drone.
Nada Ancaman Trump kepada Zelensky Ikut Picu Kontroversi
Selain isi proposal, nada Trump saat menekan Ukraina juga mengundang kritik. Ia menyatakan bahwa Zelensky boleh saja “terus berperang mati-matian” bila tidak menerima kesepakatan—komentar yang dinilai tidak pantas diberikan kepada negara yang sedang menghadapi agresi besar.
Dukungan AS Terancam Berkurang Jika Ukraina Menolak
Trump mengisyaratkan bahwa jika Zelensky tidak memberi respons sebelum batas waktu Kamis, Washington dapat mengurangi bantuan militer dan ekonomi bagi Ukraina.
Pernyataan ini memicu kekhawatiran global mengingat dukungan AS merupakan salah satu pilar terpenting pertahanan Ukraina sejak invasi dimulai.
Para pemimpin sembilan negara Eropa, bersama Jepang, Kanada, serta pejabat tinggi Uni Eropa, menyampaikan keprihatinan mendalam. Mereka menilai beberapa poin rencana Trump tidak hanya merugikan Ukraina, tetapi juga berpotensi mengubah secara drastis keseimbangan keamanan di Eropa.
Rencana damai Trump kini menjadi salah satu topik paling diperdebatkan di panggung internasional, di tengah upaya dunia mencari jalan keluar untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.





