PNM dukung kemandirian ekonomi difabel melalui pelatihan berusaha

foto/istimewa

Sekilas.co – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemandirian ekonomi penyandang disabilitas melalui program pelatihan bertajuk “Difabel Bisa Berusaha”, yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (15/9/2025).

Program kolaboratif tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dan dirancang untuk memberikan akses pelatihan serta dukungan usaha bagi penyandang disabilitas agar dapat mengembangkan keterampilan serta berperan aktif dalam perekonomian nasional.

Baca juga:

“Hari ini menjadi momentum yang sangat penting. Melalui program Difabel Bisa Berusaha, kita semua membuktikan bahwa kepedulian sosial dan pemberdayaan ekonomi bisa diwujudkan lewat kolaborasi lintas sektor,”
ujar Kepala Divisi Jasa Manajemen dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PNM, Cut Ria Dewanti, di sela kegiatan.

Cut Ria menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bentuk nyata dari implementasi program TJSL yang inklusif dan berkelanjutan.

“Saya meyakini bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas,”
tambahnya.

Program ini terselenggara melalui kerja sama antara PNM dan sejumlah mitra strategis, yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 3, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), serta PT Pegadaian.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menghadirkan pelatihan Training of Trainers (ToT) bagi 50 peserta penyandang disabilitas, yang mencakup tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna laras, serta pendamping dan juru bahasa isyarat. Mereka akan dibekali sebagai fasilitator digital UMKM untuk mendorong kemandirian usaha.

Program ini juga dinilai sejalan dengan sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 1 (Tanpa Kemiskinan), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan 10 (Mengurangi Kesenjangan).

PNM mencatat, hingga pertengahan 2025, telah menyalurkan pembiayaan kepada 13,38 juta nasabah (number of account/NoA) dengan nilai mencapai Rp43,77 triliun melalui jaringan layanan Mekaar di seluruh Indonesia.

Secara khusus di Jawa Timur, jumlah penyaluran mencapai 2,39 juta NoA dengan nilai Rp7,37 triliun, sedangkan di Surabaya sendiri tercatat 591 ribu NoA dengan total nilai pembiayaan Rp1,84 triliun.

Cut Ria berharap, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis para peserta, namun juga dapat menumbuhkan kepercayaan diri, semangat berwirausaha, dan memperluas jejaring bisnis difabel.

“Semoga sinergi yang kita bangun hari ini menjadi amal kebaikan dan terus berlanjut untuk program-program sosial lainnya,”
tuturnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasinya terhadap program tersebut yang dinilainya sebagai inisiatif inspiratif. Menurutnya, PNM kini tidak hanya fokus pada pendampingan usaha mikro, tetapi juga menyasar kelompok penyandang disabilitas.

“Peserta bukan hanya dilatih, tapi juga disiapkan menjadi pelatih. Karena itu, mereka perlu pendampingan hingga benar-benar siap,”
ujar Emil.

Ia juga menekankan bahwa tantangan ke depan adalah memastikan peserta dapat tumbuh menjadi pelaku usaha yang percaya diri, termasuk dalam aspek pemasaran produk.

Artikel Terkait