Permata Bank Bukukan Laba Bersih Rp2,9 Triliun hingga Kuartal III 2025

foto/istimewa

sekilas.co – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Bank berhasil membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2,9 triliun, tumbuh 3,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) meningkat 4,9 persen yoy menjadi Rp5,0 triliun.

Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli, menyampaikan bahwa capaian tersebut menjadi fondasi penting bagi perjalanan bank menuju fase pertumbuhan berikutnya. “Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen kami untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

Baca juga:

Permata Bank menegaskan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap aktivitas bisnis, terutama dalam penyaluran kredit, di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. Optimalisasi struktur neraca juga terus dilakukan guna menjaga likuiditas pada tingkat yang memadai. Tercatat, rasio loan to deposit (LDR) berada di level 80,9 persen pada kuartal III 2025.

Per akhir September 2025, total aset Permata Bank tumbuh 5,7 persen yoy menjadi Rp269,3 triliun, dengan penyaluran kredit naik 5,4 persen yoy ke Rp158,9 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan dari segmen korporasi yang naik 8,2 persen yoy menjadi Rp93,9 triliun, serta segmen komersial yang tumbuh 10,4 persen yoy menjadi Rp20,9 triliun.

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan baik. Rasio NPL gross berada di level 2,1 persen, dan loan at risk (LAR) di 7,0 persen, menurun dibandingkan 8,0 persen pada periode yang sama tahun lalu. NPL coverage dan LAR coverage ratio pun tetap kuat di 351 persen dan 107 persen, didukung oleh langkah konsisten bank dalam restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset untuk penyelesaian kredit bermasalah.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh 6,9 persen yoy menjadi Rp195,9 triliun, didorong oleh dana murah (CASA) yang melonjak 17,3 persen yoy. Hal ini mendorong rasio CASA naik ke 60,5 persen dari 55,1 persen pada tahun sebelumnya. Struktur likuiditas pun terjaga sehat dengan liquidity coverage ratio (LCR) rata-rata di 292,9 persen dan net stable funding ratio (NSFR) di 132,9 persen per September 2025.

Dari sisi permodalan, rasio CAR dan CET-1 Permata Bank tetap kuat masing-masing di 35,0 persen dan 26,8 persen.

Unit Usaha Syariah (UUS) Permata Bank juga menunjukkan kinerja positif, dengan PPOP tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp598,6 miliar. Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar 9,4 persen dan pengendalian biaya yang konsisten. Simpanan nasabah UUS mencapai Rp26,9 triliun, didorong oleh pertumbuhan CASA syariah sebesar 15,1 persen yoy, sehingga rasio CASA UUS meningkat menjadi 66,1 persen.

Artikel Terkait