Perbedaan Sushi dan Kimbab yang Perlu Kamu Tahu

foto/istimewa

sekilas.coKimbab dari Korea dan sushi dari Jepang memang tampak serupa. Banyak yang mengira segala komponen di dalamnya sama saja. Tapi tahukah kamu bahwa ada banyak sekali perbedaan antara sushi dan kimbab? Berikut Narasi rangkum 4 perbedaan paling mendasar antara sushi dan kimbab.

Mengamati perbedaan mendasar antara kimbab dan sushi, satu hal yang langsung terlihat adalah jenis isiannya.
Kimbab umumnya menggunakan ikan atau sumber protein yang sudah matang. Ini disebabkan oleh latar belakang budaya Korea yang lebih awal tidak mengonsumsi ikan mentah. Isian pada kimbab dapat berupa telur, sosis, crab stick, tumisan sayuran, dan berbagai bahan lain yang sudah dimasak. Hal ini membuat kimbab cocok sebagai makanan piknik atau bekal sehari-hari.

Baca juga:

Sebaliknya, sushi sering kali mengandalkan ikan mentah dalam isian atau topping-nya. Varian sushi terkenal seperti nigiri menggunakan irisan ikan mentah segar, seperti salmon dan tuna. Penggunaan ikan mentah menambahkan nuansa rasa unik dan dianggap sebagai bagian dari pengalaman kuliner Jepang.
Meskipun ada juga sushi berbahan matang, dominasi bahan mentah membuat sushi sangat berbeda dari kimbab dalam konteks isiannya.

Variasi isian kimbab sangat beragam dan memungkinkan kreativitas dalam penyajian. Ini membuatnya fleksibel dan mudah disesuaikan dengan selera pribadi. Sementara itu, isian sushi lebih terfokus pada kesegaran dan keunikan bahan untuk menciptakan harmoni rasa yang lebih kompleks.

Dalam proses pembuatan, metode membumbui nasi menjadi titik perbedaan penting lainnya antara kimbab dan sushi.
Nasi untuk kimbab dibumbui dengan minyak wijen dan garam, yang memberikan rasa lebih manis dan gurih. Penggunaan minyak wijen sangat menghormati tradisi kuliner Korea dan memberikan aroma khas yang kuat. Rasa yang dihasilkan menjadi lebih  hangat dan nyaman.

Sementara itu, nasi untuk sushi mengandung campuran cuka, gula, dan garam. Kombinasi ini menghasilkan rasa asam segar yang sangat memperkuat karakter ikan mentah. Rasa asam dari cuka juga berfungsi mematikan bakteri yang mungkin terdapat pada ikan, menjaga kesegaran dan keamanan konsumsi.

Perbedaan dalam metode pembumbuan ini langsung memengaruhi pengalaman rasa saat menikmati kimbab dan sushi. Sushi yang asam dan berani sering dipadukan dengan wasabi dan kecap asin, sementara kimbab yang lebih manis dan gurih cocok disantap dengan sambal atau berbagai saus pendamping.

Sushi umumnya menggunakan jenis nasi putih khusus yang dikenal sebagai medium grained white rice. Jenis nasi ini dibuat agar lengket dan mudah dibentuk saat digulung dengan nori. Kualitas nasi sangat memengaruhi tekstur sushi, memastikan setiap gigitannya memberikan sensasi khas.

Di sisi lain, kimbab lebih fleksibel dalam pemilihan jenis nasi. Walaupun kebanyakan menggunakan nasi putih, ada pula varian kimbab yang memakai nasi merah atau nasi hitam. Pilihan ini tidak hanya menambah nilai gizi tetapi juga memberikan dimensi rasa yang berbeda. Tekstur dan warna nasi yang bervariasi menambah estetika serta cita rasa setiap gulungan kimbab.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa sushi cenderung lebih  ketat dalam standar bahan, sedangkan kimbab lebih leluasa dalam inovasi dan variasi.

Cara penyajian kedua makanan ini juga menjadi faktor penting yang membedakannya.
Sushi biasanya disajikan dengan sangat teratur di restoran, sering kali menggunakan sumpit dalam porsi kecil. Kelezatan sushi tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada penyajian yang artistik dan rapi. Makanan ini sering dipadukan dengan kecap asin, wasabi, dan acar jahe (gari).

Di sisi lain, kimbab lebih sering ditemukan di pedagang kaki lima atau kios makanan, menjadikannya pilihan yang praktis dan mudah dinikmati. Kimbab dapat dimakan langsung menggunakan tangan, tanpa alat makan khusus, sehingga menjadi pilihan populer sebagai bekal pelajar dan pekerja. Ini mencerminkan budaya makanan Korea yang menekankan kemudahan dan aksesibilitas.

Karena sifatnya yang portable dan siap saji, kimbab sangat dihargai sebagai makanan bekal. Sementara sushi sering diasosiasikan dengan makan formal dan pengalaman kuliner yang lebih mendalam.

Kedua makanan ini, meskipun berbeda jauh dalam cara penyajian dan budaya kulinernya, menawarkan keunikan rasa dan karakter masing-masing. Kimbab dan sushi sama-sama mencerminkan warisan budaya kuliner negara asalnya, sekaligus menunjukkan bahwa pengalaman gastronomi bukan hanya soal rasa, tetapi juga cara menikmatinya.

Artikel Terkait