Pengamat Tata Kelola Pertamina Berperan Jaga Ketahanan Energi Nasional

foto/istimewa

sekilas.co – PT Pertamina (Persero), sebagai perusahaan energi terintegrasi yang mengelola bisnis dari hulu hingga hilir, dinilai berhasil menjaga ketahanan energi nasional.

Pengamat energi Inas Nasrullah Zubir menilai pencapaian tersebut tidak terlepas dari tata kelola yang baik, termasuk dalam aspek pengadaan (procurement).

Baca juga:

“Tak heran jika dalam distribusi, Pertamina mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga pelosok terpencil. Hal itu sulit dilakukan SPBU swasta,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan tata kelola Pertamina tercermin dari jaringan distribusi BBM yang luas, didukung banyak terminal bahan bakar, berbeda dengan SPBU swasta yang jumlahnya terbatas sehingga harga jual cenderung lebih tinggi.

Kemampuan BUMN migas ini dalam mengelola bisnis terintegrasi, lanjut Inas, berperan besar menjaga ketahanan energi, mulai dari eksplorasi dan eksploitasi di sektor hulu, pengolahan, hingga distribusi.

Selain itu, Pertamina juga serius mendukung transisi energi, termasuk ke energi terbarukan. Misalnya, kilang-kilang sudah memiliki residue catalytic cracking (RCC) yang dapat mengolah minyak sawit menjadi biodiesel, serta mengembangkan SAF (sustainable aviation fuel) dan energi panas bumi.

Menurutnya, selain menjaga ketahanan energi, Pertamina juga berkontribusi besar bagi perekonomian nasional, termasuk dalam penyerapan tenaga kerja yang signifikan. “Dengan pengalaman panjang, Pertamina sudah terbukti sebagai perusahaan energi yang vital dalam menjaga ketahanan energi,” tegasnya.

Jumlah tenaga kerja Pertamina juga besar, sekitar 45 ribu pegawai, belum termasuk kontrak maupun tenaga kerja dari bisnis pendukung.

Direktur Center for Energy Policy, Muhammad Kholid Syeirazi, menambahkan Pertamina konsisten menjaga stabilitas pasokan energi, khususnya ketersediaan BBM di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Menurutnya, hanya Pertamina yang mampu mendistribusikan secara luas. Program BBM satu harga, misalnya, hanya dapat dilakukan Pertamina berkat infrastruktur distribusi yang paling lengkap dan siap.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memperkuat peran dalam pengelolaan energi nasional.

Sebagai BUMN, Pertamina menjalankan mandat pemerintah menjaga ketersediaan energi, terutama BBM dan LPG, di seluruh Indonesia.

Salah satu upayanya adalah mengoptimalkan produksi BBM dari enam kilang utama Pertamina yang tersebar, mulai dari Kilang II Dumai di Sumatera hingga Kilang VII Kasim di Papua.

Kilang-kilang tersebut menjadi fasilitas utama dalam mengolah minyak dan gas bumi menjadi BBM, avtur, LPG, dan produk petrokimia sesuai standar serta spesifikasi internasional.

Artikel Terkait