Pendapatan AirAsia Indonesia Tembus Rp 6,03 Triliun

foto/istimewa

sekilas.co – PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID/CMPP) mencatat pendapatan sebesar Rp 6,03 triliun pada kuartal III-2025 atau hingga 30 September 2025. Angka ini naik 2,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Captain Achmad Sadikin Abdurachman, menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh tren positif perjalanan udara serta strategi perusahaan dalam memperkuat kinerja operasional dan efisiensi biaya.

Baca juga:

Ia menyebut, pergerakan penumpang yang mencapai 4,44 juta pada kuartal ini turut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan AAID/CMPP. “Pertumbuhan pendapatan tambahan (ancillary) sebesar 6 persen juga memperkuat kinerja keuangan perusahaan,” ujar Achmad dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Oktober 2025.

Sejalan dengan tren positif tersebut, pembukaan rute Jakarta–Manado pada Juli 2025 turut memperluas konektivitas domestik sekaligus memperkokoh jangkauan Indonesia AirAsia di kawasan timur Indonesia.

Lebih lanjut, Achmad menyampaikan bahwa penjualan kursi masih menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan AAID/CMPP pada kuartal III 2025, dengan nilai mencapai Rp 5,08 triliun. Sementara itu, pendapatan dari berbagai layanan tambahan mulai dari biaya bagasi, pelayanan penerbangan, kargo, charter, hingga sumber pendapatan ancillary lainnya menyumbang Rp 945,67 miliar terhadap total pendapatan perusahaan.

Kinerja pendapatan tersebut sejalan dengan aktivitas operasional yang tetap terjaga di tengah dinamika pasar. Indonesia AirAsia menyiapkan kapasitas hingga 5,35 juta kursi dan mencatat tingkat keterisian penumpang (load factor) sebesar 83 persen. Sepanjang periode ini, total 29.731 penerbangan telah dioperasikan sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga konektivitas di berbagai rute utama.

Achmad menambahkan, pada kuartal ini Indonesia AirAsia memperkenalkan “Livery Labuan Bajo” pada salah satu armadanya. Inisiatif tersebut bertujuan menampilkan pesona Indonesia ke pasar internasional sekaligus memperkuat citra pariwisata nasional.

Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara serta mendukung pertumbuhan sektor pariwisata melalui jaringan penerbangan Indonesia AirAsia, yang pada kuartal ketiga 2025 mencakup 22 destinasi internasional dan 8 destinasi domestik, sebagai bagian dari jaringan grup AirAsia yang melayani lebih dari 130 destinasi.

Hingga akhir September 2025, AAID/CMPP mencatatkan total kerugian sebesar Rp 982,51 miliar. Namun, apabila tidak memperhitungkan rugi selisih kurs, kinerja operasional perusahaan justru menunjukkan perbaikan signifikan dengan penurunan kerugian hingga 17,4 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

Depresiasi nilai tukar dolar AS yang meningkat sebesar 3,4 persen pada kuartal ini dibandingkan tahun sebelumnya turut memberikan tekanan terhadap beban keuangan, terutama pada komponen biaya operasional yang menggunakan mata uang asing.

Meski begitu, efisiensi biaya dan pengelolaan operasional yang lebih baik tercermin dari penurunan CASK (Cost per Available Seat Kilometre) sebesar 2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. Hal ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mencapai profitabilitas berkelanjutan.

Selanjutnya, Achmad mengatakan ekspansi rute akan terus berlanjut pada kuartal IV 2025 untuk mendukung pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan. Fokus diarahkan pada penguatan hub Surabaya melalui pembukaan rute domestik baru ke Balikpapan, Tarakan, dan Berau, serta rute internasional ke Bangkok–Don Mueang, Thailand. “Ini semakin menegaskan peran Indonesia AirAsia dalam memperkuat jaringan domestik sekaligus memperluas jangkauan internasionalnya,” kata Achmad.

Artikel Terkait