Lagu itu menghadirkan kisah cinta yang diuji oleh kesombongan dan keras kepala. Liriknya menggambarkan perjalanan sepasang kekasih yang telah lama bersama, namun terseret dalam pertengkaran tanpa ujung hingga akhirnya salah satu memilih pergi.
Di balik keinginan untuk mengakhiri, ada kerinduan yang tak terucap dan cinta yang sesungguhnya tak pernah padam.
Secara musikal, aransemen yang dinamis berpadu dengan sentuhan pop-rock modern membuat lagu ini terasa segar dan mengikuti tren musik masa kini. Namun tetap mempertahankan ciri khas band yang dikenal lewat kedalaman lirik dan harmoni melodinya.
Perpaduan ini menciptakan keseimbangan antara kematangan musikal dan relevansi zaman. “Ego” juga melibatkan Budapest Scoring Orchestra dalam proses pengerjaan.
Drummer Padi Reborn Yoyo menyebut lagu itu jadi salah satu lagu karya paling emosional dari Padi Reborn. Sebuah lagu yang bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan.
“Lagu ini terasa sangat personal. Kami semua pernah berada di posisi di mana cinta diuji oleh gengsi. Lewat Ego, kami ingin mengajak pendengar untuk sedikit menundukkan kepala, mengingat lagi siapa yang sebenarnya paling berharga,” ujarnya.
Pada hari peluncurannya, Padi Reborn berencana tampil membawakan perdana single “Ego” dalam sebuah pertunjukan di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat.
Peluncuran “Ego” sekaligus menjadi pemanasan menuju konser tunggal Padi Reborn bertajuk Konser Dua Delapan yang akan digelar 31 Januari 2026 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Konser ini akan menjadi puncak selebrasi 28 tahun perjalanan Padi Reborn di industri musik, sekaligus momen spesial bagi para Sobat Padi untuk kembali bernostalgia, sekaligus menyambut era baru karya mereka.