sekilas.co – Dokter spesialis penyakit dalam menjelaskan bahwa nodul tiroid yaitu benjolan atau pertumbuhan abnormal pada kelenjar tiroid dapat ditangani dengan prosedur minimal invasif untuk nodul tiroid jinak, yakni melalui ablasi radiofrekuensi.
“Radiofrequency Ablation (RFA) direkomendasikan bagi pasien dengan nodul tiroid jinak, terutama yang sudah dipastikan melalui Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB). Meskipun nodul ini tidak bersifat ganas, tetap bisa menimbulkan keluhan seperti rasa tidak nyaman di leher, kesulitan menelan, hingga suara serak yang memengaruhi kualitas hidup,” kata dr. M. Ikhsan Mokoagow, MMedSci, Sp.P.D, Subsp. E.M.D, FINASIM, FACE, dalam keterangan pers yang diterima Selasa.
Dokter Subspesialis Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes lulusan Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa RFA memiliki keunggulan signifikan dibandingkan operasi konvensional. Prosedur ini tidak meninggalkan bekas luka karena hanya menggunakan jarum kecil, dan pasien umumnya bisa kembali beraktivitas normal dalam 1–2 hari setelah tindakan.
Selain itu, karena hanya jaringan nodul yang dihancurkan, fungsi tiroid tetap terjaga, sehingga pasien tidak memerlukan terapi pengganti hormon seperti biasanya pasca operasi pengangkatan tiroid. RFA juga memiliki risiko komplikasi yang sangat rendah, termasuk perdarahan, infeksi, atau gangguan pita suara.
“RFA menjadi alternatif terapi yang memberikan hasil klinis optimal sekaligus mempertahankan kualitas hidup pasien,” tutupnya.
RFA menawarkan solusi yang lebih ringan, khususnya bagi pasien yang memiliki pekerjaan aktif, lansia, atau mereka dengan kondisi medis tertentu di mana operasi menimbulkan risiko.
Prosedur ini juga membantu pasien terhindar dari kemungkinan hipotiroid jangka panjang yang kerap muncul setelah operasi pengangkatan total kelenjar tiroid.
Ia menjelaskan bahwa nodul tiroid bisa bersifat jinak maupun ganas, dan muncul akibat berbagai faktor. Salah satunya adalah pertumbuhan berlebih jaringan tiroid (adenoma tiroid) yang biasanya bukan kanker dan tidak berbahaya, kecuali ukurannya menimbulkan gejala atau menyebabkan hipertiroid.
Selain itu, nodul tiroid juga dapat muncul karena adanya kista tiroid, yang umumnya berasal dari adenoma yang mengalami kerusakan dan berisi cairan.
Nodul tiroid juga bisa menjadi indikasi kanker tiroid. Meski kemungkinan nodul bersifat kanker relatif kecil, risikonya meningkat jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker tiroid atau pernah terpapar radiasi.
Gejala nodul tiroid bervariasi, mulai dari tidak menimbulkan gejala sama sekali hingga kesulitan menelan atau perubahan suara. Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes darah, serta pencitraan seperti USG dan biopsi.
									
													




