sekilas.co – Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah seiring investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Rabu ini, sekaligus rilis data inflasi Amerika Serikat pada Jumat (24/10).
“Hasil RDG yang dimulai kemarin akan diumumkan sore ini. Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen untuk lebih mendukung pertumbuhan ekonomi,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ruang kebijakan dianggap masih terbuka karena inflasi inti tetap terkendali dan tingkat suku bunga riil masih cukup tinggi.
Di sisi lain, permintaan domestik belum sepenuhnya pulih, tercermin dari pelemahan keyakinan konsumen, sehingga penurunan suku bunga dapat mendorong konsumsi dan kredit.
Likuiditas perbankan yang membaik juga membuat transmisi kebijakan moneter lebih efektif, memungkinkan penurunan bunga cepat tersalurkan ke sektor riil.
Sementara itu, tekanan terhadap rupiah relatif terjaga berkat surplus neraca perdagangan, intervensi BI di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta revaluasi cadangan devisa, yang memberikan ruang aman untuk penyesuaian suku bunga.
“Hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.550–16.650 per dolar AS,” ujar Josua.
Pada pembukaan perdagangan Rabu di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah 14 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.601 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.587 per dolar AS.





