Menteri Perindustrian 90% Garam Industri Masih Impor

foto/istimewa

sekilas.co – MENTERI Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa 90 persen kebutuhan garam industri chlor-alkali plant (CAP) masih bergantung pada impor. “Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pengembangan industri garam nasional,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Oktober 2025.

Agus mengatakan kebutuhan garam industri CAP mencapai 2,3 juta ton per tahun. Ia menyatakan pemerintah akan memperkuat industrialisasi garam untuk mendukung substitusi impor dan memastikan ketersediaan bahan baku bagi industri kimia.

Baca juga:

Politikus Golkar itu mengatakan Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk memperkuat daya saing industri kimia nasional, termasuk sektor polivinil klorida (PVC), CAP, dan produk turunannya.

Sebab, kata Menperin, industri kimia merupakan sektor yang vital dan strategis karena hasil produknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri lainnya. “Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menjaga iklim usaha yang kondusif, menjamin pasokan bahan baku seperti garam industri, serta memastikan ketersediaan energi gas bumi bagi sektor tersebut.”

Impor garam industri kembali disinggung oleh Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan. Ia membenarkan bahwa hingga saat ini Indonesia masih mengimpor garam untuk kebutuhan industri. “Kita garam sekarang sudah enggak impor untuk konsumsi, tapi yang industri masih,” kata Zulkifli Hasan saat memperingati satu tahun kinerja kementeriannya, di Graha Mandiri, Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

Namun, Zulhas begitu ia disapa berjanji bahwa pada 2027 nanti pemerintah bakal menyetop impor setiap jenis garam jika kebutuhan dalam negeri sudah memadai.

Sebelumnya, pemerintah resmi melarang impor garam untuk kebutuhan aneka pangan dan farmasi mulai 1 Januari 2025. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pergaraman Nasional. Lewat beleid itu, pemerintah menutup impor garam industri, kecuali untuk kebutuhan chlor-alkali plant (CAP).

Namun pada pertengahan Mei 2025, Zulhas mengatakan pemerintah sepakat membuka kembali impor. “Ya, sudah boleh,” ujar dia dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi di kantornya, Jumat, 16 Mei 2025.

Menurut Zulhas, kapasitas industri garam dalam negeri saat ini belum bisa mencapai swasembada. Sehingga swasembada ditargetkan baru akan tercapai pada 2027 lewat pendirian pabrik-pabrik, dan hal itu belum dapat direalisasikan saat ini.

Kementerian Koordinator Pangan bersama kementerian terkait akhirnya menyepakati relaksasi impor. “Maka itu tadi disepakati. Karena sudah teriak-teriak (industri) farmasi, mamin (industri makanan dan minuman). Untuk infus itu kan pakai garam. Nah yang itu kita belum bisa bikin, tahun 2027 baru bisa,” kata dia.

Artikel Terkait