Menilik Ruang Sidang Majelis Umum PBB Panggung Pidato Prabowo

foto/istimewa

Sekilas.co – Markas Besar PBB di Manhattan, New York, Amerika Serikat, menjadi salah satu ikon diplomasi dunia. Setiap September, kompleks di tepi East River ini menjadi pusat perhatian global saat Sidang Majelis Umum PBB digelar.

Tahun ini, Sidang Majelis Umum ke-80 mengangkat tema Better together: 80 years and more for peace, development and human rights. Indonesia mendapat panggung penting karena Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan berpidato pada sesi debat umum, tepat setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga:

Ini menjadi kehadiran langsung Presiden Indonesia di Majelis Umum PBB setelah satu dekade, sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terakhir kali berpidato langsung. Presiden Joko Widodo dalam 10 tahun kepemimpinannya memilih mendelegasikan pidato kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

ANTARA pada Sabtu (20/9) berkesempatan mengintip ruang Sidang Majelis Umum PBB, panggung pidato kepala negara yang berlangsung pada Selasa (23/9). Tur difasilitasi Perutusan Tetap RI di New York bagi 11 jurnalis Indonesia untuk menelusuri area di gedung bersejarah yang diresmikan 1951.

Rombongan memulai dari pintu masuk, melewati pemeriksaan ketat, termasuk pengecekan barang bawaan dan verifikasi identitas khusus. Setelah itu, diarahkan ke media center, sebuah tenda putih raksasa di tepi East River dengan panorama kota New York dan Jembatan Queensboro.

Di dalam media center, ratusan kursi dan meja disiapkan untuk jurnalis dari berbagai negara, dilengkapi belasan layar besar yang menyiarkan sidang secara langsung, sehingga liputan tetap bisa dilakukan meski tidak berada di ruang sidang utama.

Ruang Sidang Umum PBB

Setelah meninjau pusat media, rombongan diarahkan ke Gedung Majelis Umum PBB (UNGA). Jurnalis Indonesia memperoleh akses ke lantai tiga, tepatnya balkon ruang Sidang Majelis Umum, yang akan digunakan untuk meliput pidato para kepala negara.

Di lorong menuju balkon, terpajang berbagai karya seni dan dokumentasi bersejarah, termasuk pesan kemanusiaan dan perdamaian PBB.

Namun, rombongan tidak bisa masuk langsung ke balkon karena Sidang Majelis Umum baru digelar tiga hari kemudian. Jurnalis hanya dapat mengintip dari balik kaca ke arah balkon dan ruang sidang.

Dari sana terlihat balkon di bagian atas, sementara di bawahnya tersusun kursi dan meja untuk kepala negara dan perwakilan dari 193 negara anggota, menghadap panggung besar di bagian depan.

Sekitar 150 kepala negara dijadwalkan hadir langsung pada pertemuan ini. Presiden Prabowo akan menempati kursi di sisi paling kanan dari arah panggung, baris ke-14. Posisi duduk ditentukan melalui undian PBB, dengan Republik Niger mendapat nomor urut pertama, diikuti negara lain secara alfabetis.

Akses jurnalis di balkon bersifat terbatas. Rombongan Indonesia hanya diperbolehkan berada di sana saat Presiden Prabowo berpidato, kemudian bergiliran dengan jurnalis negara lain. Sistem ini mengakomodasi ratusan media dari berbagai negara.

Selain ruang sidang, jurnalis Indonesia meninjau ruang bilateral di lantai satu, terdiri dari ruang kecil berukuran sekitar 3,5 x 3 meter, dipisahkan partisi. Setiap ruang dilengkapi enam kursi berhadapan dan dua kursi besar, digunakan kepala negara untuk pertemuan bilateral dengan pemimpin dunia lain.

Momentum Penting

Pidato Presiden Prabowo di sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-80 bukan sekadar seremonial. Forum ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menyuarakan komitmen menjaga perdamaian, memperkuat kerja sama global, dan memperjuangkan kepentingan nasional.

Presiden Prabowo menempati posisi strategis di awal sesi, setelah Brasil dan Amerika Serikat. Artinya, pidatonya akan menjadi salah satu yang pertama didengar dunia.

Kementerian Luar Negeri menyebut salah satu isu penting yang akan dibahas adalah Palestina. Prabowo juga akan menyampaikan program-program dan visi Asta Cita, mendorong reformasi sistem multilateral, serta memperkuat peranan negara-negara Selatan Global dengan Semangat Bandung.

Selain pidato, Presiden Prabowo dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara untuk memperkuat hubungan dengan mitra strategis.

Bagi Indonesia, kehadiran Prabowo di podium Sidang Majelis Umum PBB menjadi simbol keterlibatan aktif bangsa di panggung global, sekaligus kontribusi terhadap tatanan dunia yang lebih adil, damai, dan inklusif di tengah tantangan perdamaian, perubahan iklim, dan krisis ekonomi.

Artikel Terkait