sekilas.co – Dengan melakukan donor darah, kita bisa ikut berkontribusi terhadap keselamatan seseorang. Di Indonesia, setiap delapan detik ada orang yang membutuhkan transfusi darah, menukil laman resmi Palang Merah Indonesia. Bagi mereka yang sangat membutuhkan, adanya pendonor darah bisa sangat krusial.
Selain bermanfaat bagi penerima, donor darah ternyata juga memberikan manfaat medis bagi pendonor. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika kita melakukan donor darah, dan bagaimana kehilangan darah bisa berdampak positif bagi kesehatan?
Saat seseorang melakukan donor darah, terjadi pengurangan volume darah dalam tubuh. Rata-rata, setiap pendonor menyumbangkan sekitar 450 ml darah, atau sekitar 10% dari total volume darah tubuh.
Pengurangan ini tidak membahayakan kesehatan, karena tubuh mampu mengelola kehilangan darah. Volume darah yang hilang sebagian besar terdiri dari plasma dan sel darah, yang memiliki fungsi penting dalam berbagai proses fisiologis.
Setelah donor darah, tubuh akan merespons kehilangan volume ini, biasanya dengan rasa kantuk atau kelelahan. Hal ini normal karena darah yang hilang mengandung sel darah merah, yang bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Saat jumlah sel darah merah menurun, suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang, sehingga individu bisa merasa lebih lelah. Namun, sebagian besar orang mulai merasa lebih baik dalam beberapa hari setelah donor saat tubuh mulai memproduksi kembali sel-sel darah yang hilang.
Tubuh memiliki kemampuan luar biasa dalam regenerasi sel darah.
Sel darah merah
Ketika pendonor kehilangan darah, sumsum tulang belakang akan memproduksi sel darah merah baru. Proses ini dipicu oleh penurunan kadar oksigen dalam darah yang terdeteksi sel-sel tertentu. Hormon eritropoietin dilepaskan untuk merangsang produksi sel darah merah baru. Biasanya, proses ini memerlukan waktu 4–8 minggu untuk mengembalikan jumlah sel darah merah ke tingkat normal.
Plasma
Plasma terdiri dari lebih dari 90% air dan akan mulai diperbaharui segera setelah donor. Proses pemulihan ini dipengaruhi oleh seberapa banyak cairan yang dikonsumsi pendonor setelah donor darah.
Trombosit
Trombosit juga diproduksi kembali dengan cepat, umumnya dalam waktu satu minggu.
Secara keseluruhan, tubuh akan sepenuhnya pulih dalam waktu sekitar 8 minggu.
Proses biologis yang terjadi saat donor darah memberikan berbagai manfaat kesehatan, antara lain
Menjaga Kesehatan Jantung
Donor darah secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Aliran darah yang lebih lancar mengurangi kemungkinan penyumbatan arteri dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Selain itu, donor darah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengatur tekanan darah.
Mendeteksi Penyakit Dini
Sebelum donor, dilakukan screening kesehatan umum, termasuk tes darah untuk mendeteksi penyakit serius seperti HIV, hepatitis B dan C, serta sifilis. Prosedur ini memungkinkan pendonor mengetahui kondisi kesehatannya secara keseluruhan dan mendeteksi masalah yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Mengatur Kadar Zat Besi dalam Tubuh
Donor darah membantu mengatur kadar zat besi. Bagi yang memiliki kadar zat besi tinggi, donor darah bisa menurunkannya ke level normal, mencegah efek samping negatif seperti kerusakan organ dan masalah kesehatan lainnya.
Donor darah tidak hanya menyelamatkan nyawa orang lain, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi tubuh pendonor. Dengan memahami proses biologis ini, kita bisa lebih sadar akan pentingnya donor darah secara rutin dan sehat.





