Makeup Sebagai Proses Merias Lebih dari Sekadar Riasan Ini Bentuk Seni dan Ekspresi Diri

foto/istimewa

Sekilas.co – Makeup kini bukan lagi sekadar alat untuk mempercantik wajah, tetapi telah berkembang menjadi bentuk seni dan ekspresi diri yang mencerminkan karakter seseorang. Dalam dunia modern, proses merias wajah atau yang dikenal sebagai makeup process menjadi bagian penting dari keseharian, baik bagi kalangan profesional maupun masyarakat umum.

Dulu, makeup identik dengan acara formal seperti pernikahan, pertunjukan, atau pesta. Namun kini, aktivitas merias diri telah menjadi rutinitas harian bagi banyak orang. Tidak hanya perempuan, pria pun mulai mengenal pentingnya perawatan dan riasan ringan sebagai bagian dari penampilan profesional.  Makeup bukan lagi simbol kesombongan, tapi bentuk penghargaan terhadap diri sendiri,  ujar Mitha Rachman, seorang makeup artist ternama di Jakarta.

Baca juga:

Proses merias wajah sendiri melibatkan lebih dari sekadar mengoleskan foundation atau lipstik. Ia adalah rangkaian langkah yang menuntut teknik, kesabaran, dan kepekaan terhadap detail. Seorang perias profesional biasanya memulai dengan menyiapkan kulit, memilih warna yang sesuai dengan tone wajah, lalu memadukan elemen warna, cahaya, dan tekstur untuk menciptakan harmoni visual. Setiap sapuan kuas menjadi bagian dari sebuah karya seni.

Menurut sejumlah pakar kecantikan, proses makeup juga memiliki efek psikologis positif. Ketika seseorang merias diri, ada rasa percaya diri dan energi baru yang muncul. “Ritual kecil seperti berdandan bisa meningkatkan mood dan rasa optimisme, jelas Dr. Rina Susanto, psikolog kecantikan dari Universitas Indonesia. Hal ini menjelaskan mengapa banyak orang merasa lebih siap menghadapi hari setelah menyelesaikan rutinitas makeup mereka.

Selain untuk memperindah penampilan, proses merias juga menjadi sarana eksplorasi diri. Melalui makeup, seseorang bisa mengekspresikan kepribadian, suasana hati, bahkan pesan sosial. Tren seperti artistic makeup dan gender neutral beauty membuktikan bahwa makeup kini melampaui batas gender dan estetika tradisional. Ia menjadi wadah bagi siapa pun untuk berekspresi secara bebas dan kreatif.

Industri kecantikan global turut mendukung fenomena ini dengan meluncurkan berbagai produk yang ramah kulit, beragam warna, dan inklusif bagi semua jenis kulit. Brand besar kini tidak hanya menjual kosmetik, tetapi juga mengampanyekan pesan pemberdayaan diri. Kampanye bertema  Makeup for Everyone menggambarkan bahwa merias bukanlah kewajiban, melainkan pilihan yang menyenangkan dan personal.

Di sisi lain, banyak kreator konten di media sosial memanfaatkan proses merias sebagai bentuk edukasi. Tutorial makeup, review produk, hingga tips teknik blending menjadi tontonan inspiratif yang mendorong jutaan orang untuk belajar mencintai diri mereka sendiri.  Makeup mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan rasa seni  itu jauh lebih dalam dari sekadar tampil cantik, tambah Mitha.

Pada akhirnya, makeup sebagai proses merias bukan hanya soal hasil akhir, melainkan perjalanan mengenali dan mengekspresikan diri. Setiap kali seseorang menatap cermin dan mulai mengoleskan warna di wajahnya, di sanalah seni, emosi, dan kepercayaan diri berpadu menjadi satu. Karena di balik setiap riasan yang indah, selalu ada kisah tentang keberanian untuk bersinar dan menjadi diri sendiri.

Artikel Terkait