Kupang Gelar Festival Permainan Tradisional untuk Kurangi Paparan Gawai Anak

foto/istimewa

sekilas.coPemerintah Kota Kupang bekerja sama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) menggelar Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (06/12).

Festival ini menjadi ajang yang unik dan penting karena selain menampilkan permainan tradisional, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya lokal dan mengurangi ketergantungan generasi muda terhadap gawai atau perangkat elektronik.

Baca juga:

Menurut panitia, festival ini digelar sebagai upaya melestarikan budaya melalui permainan rakyat tradisional, sekaligus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai karakter serta budaya setempat kepada generasi muda. Permainan tradisional ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung unsur pendidikan dan pembentukan karakter, seperti kerja sama tim, kejujuran, disiplin, dan sportivitas.

Beberapa permainan tradisional yang ditampilkan dalam festival ini meliputi engklek, gobak sodor, dakon, dan tarik tambang. Setiap permainan memiliki aturan khas yang harus dipahami oleh peserta, sehingga anakanak belajar menghargai proses, menghormati lawan, dan bersenang-senang tanpa bergantung pada gawai.

Selain itu, panitia juga menekankan olahraga tradisional yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi. Misalnya, permainan kasti atau bakiak yang mengajarkan kerjasama dan koordinasi kelompok.

Festival ini memiliki beberapa tujuan penting

Melestarikan budaya lokal: Dengan mengenalkan kembali permainan tradisional, generasi muda dapat menghargai warisan budaya yang mulai terlupakan.

Meningkatkan interaksi sosial: Anakanak belajar bermain secara langsung dengan teman sebaya, meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial.

Mengurangi ketergantungan pada gawai Dengan adanya kegiatan yang menyenangkan dan menantang, anakanak dapat mengalihkan perhatian dari gadget atau gawai digital.

Membentuk karakter positif: Melalui aturan permainan dan pengalaman berkompetisi, anakanak belajar disiplin, kejujuran, dan sportivitas.

Pemerintah Kota Kupang menyatakan dukungannya penuh terhadap kegiatan ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang menekankan bahwa festival ini menjadi wadah bagi anakanak untuk belajar sambil bermain, sekaligus menjadi strategi untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda secara menyenangkan.

KPOTI juga aktif memberikan pelatihan bagi guru dan fasilitator lokal agar mereka dapat mengajarkan permainan rakyat dan olahraga tradisional dengan baik. Hal ini bertujuan agar budaya permainan tradisional tidak hilang seiring berkembangnya teknologi digital.

Festival ini diikuti oleh ratusan anakanak dari berbagai sekolah dasar dan komunitas lokal di Kota Kupang. Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama saat mereka bermain secara berkelompok dan mengikuti lomba-lomba tradisional. Orang tua juga dilibatkan dalam beberapa kegiatan agar generasi muda merasakan dukungan dari keluarga.

Johanes Viandinando, Andi Bagasela, dan Roy Rosa Bachtiar mendokumentasikan kegiatan ini, menampilkan kegembiraan anakanak dan semangat komunitas lokal dalam melestarikan budaya melalui festival permainan rakyat.

Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional di Kupang membuktikan bahwa budaya lokal bisa menjadi sarana edukasi dan hiburan yang efektif, sekaligus menjadi alternatif positif untuk mengurangi ketergantungan anakanak pada gawai. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.

Artikel Terkait