sekilas.co – Williams memang tak meraih kemenangan sepanjang Formula 1 2025, namun tim yang berbasis di Grove, Inggris, ini mampu menunjukkan performa yang solid. Hal itu terbukti dari pencapaian mereka menempati peringkat kelima klasemen konstruktor.
Peningkatan hasil ini tak lepas dari peran Carlos Sainz dan Alexander Albon, yang kontribusinya membuahkan hasil manis di lintasan. Bahkan, James Vowles, kepala tim Williams, memuji sinergi positif yang terjalin di antara kedua pembalap.
1. Williams menuntaskan F1 2025 di peringkat kelima klasemen konstruktor
Williams mencatat peningkatan signifikan di Formula 1 2025 dengan meraih dua podium, keduanya dicatat oleh Carlos Sainz, yang finis ketiga di GP Azerbaijan dan GP Qatar.
Ini menjadi podium perdana Williams sejak 2021, ketika George Russell finis kedua di GP Belgia. Selain itu, Williams untuk pertama kalinya meraih dua podium dalam satu musim balap sejak 2015, ketika Felipe Massa dan Valtteri Bottas masing-masing memberikan dua podium.
Tak hanya podium, Williams juga lebih produktif dalam mengumpulkan poin, yakni 137 poin dari 24 seri balap, yang menempatkan mereka di peringkat kelima klasemen konstruktor. Alex Albon mengoleksi 73 poin (peringkat kedelapan), sedangkan Sainz mengumpulkan 64 poin (peringkat kesembilan).
Perolehan poin ini meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya, ketika Williams hanya meraih 17 poin dari 24 seri, sehingga berada di peringkat kesembilan, unggul 13 poin atas Sauber.
2. James Vowles puji kerja sama Sainz dan Albon
Peningkatan performa Williams membuat James Vowles terkesan. Ia menyoroti kerja sama antara Carlos Sainz dan Alex Albon, yang terbukti mendongkrak performa tim. Kedua pembalap saling berkolaborasi terkait setelan mobil, meski sama-sama bersaing untuk meraih poin.
“Sejak tes pertama di Bahrain hingga ke Melbourne, saat Sainz tidak berada di mobil, ia tetap membantu tim. Keduanya bekerja sama dengan bebas dalam membahas data dan arah penyetelan hingga balapan berikutnya. Hubungan ini sejak awal sudah sekuat seperti akhir musim,” ujar Vowles dalam video yang diunggah Williams Racing, dikutip Motorsport.
Vowles menambahkan, kerja sama ini menjaga dinamika tim tetap stabil, meski tekanan kompetisi tinggi. Profesionalisme kedua pembalap mencegah munculnya gejolak internal.
3. Setelan mobil terpadu berkat masukan Sainz dan Albon
Williams terbuka terhadap masukan dari Sainz dan Albon untuk mendapatkan setelan terbaik bagi mobil FW47. Tim menekankan tidak mengatur posisi finis pembalap, fokus utama adalah meraih hasil terbaik.
Contohnya terjadi saat GP Australia 2025. Albon menemukan cara memaksimalkan mobil, terutama di tikungan 3, sementara Sainz memberikan masukan terkait jalur balap yang sulit diikuti setelah FP1. Kedua pembalap saling mendengar masukan dan membantu satu sama lain dalam mengekstraksi performa FW47.
“GP Australia menandai awal hubungan tersebut yang berlanjut sepanjang musim. Kami mulai membedakan setelan mobil secara signifikan antara kedua mobil, karena mereka terpaut beberapa milidetik,” papar Vowles dikutip Motorsport.
Skema perbedaan setelan mobil yang diterapkan sejak pertengahan musim membawa dampak positif. Williams mendapat masukan jujur dari pembalap setelah sesi latihan, yang mendorong terciptanya setelan terpadu untuk mobil mereka.
Sinergi antara Sainz dan Albon menjadi modal penting bagi Williams menghadapi regulasi baru di F1 2026. Jika terjaga, bukan tidak mungkin Williams bisa bersaing lebih intens di barisan depan musim depan. Akankah Williams meningkat performanya pada 2026? Kita tunggu saja!





