sekilas.co – Sudah dua pekan wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, dilanda banjir bandang dan tanah longsor. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah per 5 Desember 2025, sebanyak 17.007 dari 296.453 warga masih berada di tempat pengungsian.
Muhammad Ilham merupakan salah satu warga terdampak yang harus mengungsi di gedung serbaguna Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah. Ia bersama istri dan dua anaknya tinggal di lokasi tersebut sejak 25 November. “Rumah kami tidak rusak, tapi tertutup lumpur tebal,” ujar Ilham saat ditemui di gedung serbaguna Pandan pada Sabtu, 6 November 2025.
Selain rumah yang masih dipenuhi lumpur, Ilham dan para pengungsi lain juga mengalami kesulitan mendapatkan bahan makanan pokok. Ia menceritakan bahwa sebelum dijemput tim SAR dari Kelurahan Aek Sitio-tio ke gedung serbaguna Pandan, ia sempat tinggal sementara di posko dekat rumahnya. “Tapi di sana tidak ada makanan. Jadi waktu tim SAR datang, saya langsung angkat anak–anak masuk ke perahu supaya mereka bisa makan,” katanya.
Tak hanya itu, para pengungsi juga kekurangan air bersih. Setelah banjir menerjang, wilayah Aek Sitio-tio mengalami krisis air layak pakai. Menurut Ilham, kondisi di lokasi pengungsian juga terbatas, tetapi air bersih masih lebih mudah dicari dibanding di rumahnya. “Di sini air masih bisa dicari di tempat yang tidak terlalu jauh,” ucap pria berusia 37 tahun tersebut.
Mangihut, 40 tahun, juga merasakan hal serupa. Rumahnya di Kelurahan Sibuluan rusak berat setelah terendam lumpur saat banjir. Ia beberapa kali pulang bersama anaknya untuk mencoba membersihkan lumpur menggunakan peralatan seadanya. “Kalau kami pulang sekarang, tidak ada makanan dan tidak ada air bersih,” tuturnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah, Mariati Simanulang, mengatakan bahwa jumlah pengungsi di gedung serbaguna Pandan sejak Kamis lalu mulai menurun. Ia menjelaskan bahwa sejak 25 November hingga 3 Desember, jumlah pengungsi sempat mencapai lebih dari 2.000 orang. “Sekarang yang masih bertahan sekitar 800 jiwa,” kata Mariati.
Per Jumat, 5 Desember, BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah mencatat 296.453 dari 402.904 jiwa terdampak bencana tersebut. Dari jumlah itu, 91 orang meninggal dunia, 74 orang masih hilang, dan 521 orang mengalami luka-luka.





