sekilas.co – Saat melihat benjolan besar di wajah, kamu mungkin bertanya-tanya apakah itu jerawat atau bisul. Jerawat yang besar dan bisul memang bisa terlihat sangat mirip. Keduanya sama-sama bengkak, nyeri, dan berisi nanah.
Kendati penampilannya sekilas serupa, jerawat dan bisul sebenarnya tidaklah sama. Keduanya memiliki penyebab bakteri yang berbeda dan memerlukan perawatan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaannya agar tidak salah dalam penanganan.
Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan jerawat dan bisul yang perlu kamu ketahui.
Bisul adalah benjolan berisi nanah yang tumbuh di bawah kulit. Bisul dipicu oleh infeksi bakteri pada folikel rambut atau kelenjar minyak. Awalnya, bisul muncul sebagai benjolan merah yang kemudian secara bertahap membesar dan terasa nyeri saat disentuh. Seiring infeksi berkembang, kantong nanah terbentuk di bagian tengah bisul, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman yang semakin parah.
Sementara itu, jerawat biasanya berupa benjolan kecil berwarna merah yang muncul akibat pori-pori tersumbat. Jerawat sering kali dipicu oleh produksi minyak berlebih, sel kulit mati, dan bakteri yang menyumbat pori-pori kulit.
Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang masuk ke dalam kulit melalui luka kecil, goresan, atau cedera lainnya. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, diabetes, atau kebersihan kulit yang kurang terjaga lebih rentan mengalami bisul.
Sebaliknya, jerawat biasanya disebabkan oleh perubahan hormonal. Perubahan hormon, terutama selama masa pubertas, dapat meningkatkan produksi minyak sehingga membuat remaja lebih rentan mengalami jerawat. Selain itu, faktor lain seperti stres, pola makan, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memicu munculnya jerawat.
Bisul cenderung berkembang di area kulit yang lembap dan sering mengalami gesekan, seperti
-
Selangkangan
-
Paha
-
Payudara
-
Ketiak
Area-area tersebut memudahkan bakteri berkembang biak, terutama pada kulit yang berbulu dan mudah berkeringat.
Sementara itu, jerawat biasanya tumbuh di area kulit dengan banyak kelenjar sebasea atau penghasil minyak, seperti:
-
Wajah
-
Punggung
-
Dada bagian atas
Dokter kulit umumnya dapat mendiagnosis apakah benjolan tersebut merupakan jerawat atau bisul hanya melalui pemeriksaan visual. Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, kapan benjolan pertama kali muncul, serta perawatan apa saja yang sudah dilakukan.
Lokasi benjolan, kondisi kulit di sekitarnya, serta adanya gejala tambahan juga membantu dokter menentukan diagnosis. Pengujian invasif biasanya tidak diperlukan.
Jerawat umumnya dapat diatasi dengan memperbaiki rutinitas perawatan kulit. Namun, perlu waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk melihat hasil yang optimal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
-
Menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat
-
Menghindari kebiasaan memencet atau menusuk jerawat
-
Mengompres jerawat dengan waslap hangat dan lembap selama 10–15 menit, sebanyak tiga kali sehari
-
Menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 pada pagi hari
Sementara itu, bisul biasanya ditangani dengan kompres hangat untuk membantu mengurangi rasa nyeri sekaligus mendorong bisul agar mengering secara alami. Jika bisul berada di area yang sulit dijangkau, kamu bisa berendam di bak mandi berisi air hangat.
Pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau ibuprofen, juga dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan salep antibiotik khusus untuk melawan bakteri penyebab bisul.
Meskipun sekilas jerawat dan bisul tampak sama, keduanya merupakan kondisi yang berbeda dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Dengan memahami perbedaannya, kamu bisa memberikan perawatan yang tepat. Jika jerawat atau bisul sering muncul berulang atau tidak kunjung membaik, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
