sekilas.co – Dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, dr. Tiara Nien Paramita M.Sc Sp.A, menjelaskan bahwa alergi pada anak bisa semakin parah jika orang tua terlalu panik dan cemas, yang pada akhirnya dapat berdampak pada tumbuh kembang anak di masa depan.
“Biasanya, anak dengan alergi makanan seringkali banyak dibatasi jenis makanannya, dan psikologis orang tua jadi terganggu juga. Jadi muncul ketakutan saat ingin memberi makan anak, padahal anak membutuhkan berbagai jenis makanan dan protein untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Tiara dalam diskusi mengenai alergi susu sapi di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, kecemasan orang tua bisa membuat asupan makanan anak terbatas karena takut akan reaksi alergi.
Akibatnya, anak tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Dampak jangka panjangnya bisa berupa pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang terhambat, bahkan berisiko mengalami stunting.
“Itu kan sudah tahap akhir ya, tubuhnya jadi pendek karena malnutrisi. Jadi ada faktor kecemasan keluarga yang ikut memengaruhi,” kata Tiara.
Ia juga menjelaskan bahwa alergi makanan, termasuk susu sapi, yang tidak ditangani dengan segera dapat menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan BAB atau diare berulang, sehingga penyerapan nutrisi terganggu dan berisiko malnutrisi.
Anak dengan alergi berat juga mengalami hambatan dalam stimulasi karena harus sering dirawat, yang berdampak pada perkembangan yang tidak sesuai dengan target usia, menurunnya prestasi, serta kualitas hidup jangka panjang yang terganggu.
Tiara mengingatkan orang tua untuk tidak panik jika melihat tanda-tanda seperti ruam dan gatal, eksim atau kulit bersisik, muntah, atau keluhan pencernaan seperti diare setelah anak mengonsumsi makanan pemicu alergi, salah satunya produk susu. Ia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
