sekilas.co – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan tegas membantah kabar yang beredar mengenai pemecatan petugas KRL yang diduga terlibat dalam kasus kehilangan tumbler Tuku. Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menjelaskan bahwa informasi mengenai pemecatan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Proses investigasi saat ini tengah berlangsung untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar.
Penjelasan KAI Commuter Terkait Isu Pemecatan
Karina Amanda menegaskan bahwa setiap isu yang muncul di publik harus melalui proses verifikasi yang cermat. KAI Commuter memiliki aturan dan prosedur ketenagakerjaan yang ketat, yang menjamin perlindungan bagi semua karyawan, termasuk petugas di lapangan.
“Isu pemecatan yang beredar tidak benar. Kami memiliki prosedur ketenagakerjaan yang mengacu pada regulasi yang berlaku, dan setiap tindakan yang diambil berdasarkan evaluasi yang menyeluruh,” ujar Karina dalam keterangan tertulis pada Kamis, 27 November 2025.
Karina juga menegaskan bahwa seluruh petugas di lapangan diberi arahan untuk menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan baik. Tidak ada pemecatan yang dilakukan tanpa melalui proses evaluasi yang mendalam dan prosedural.
Kronologi Peristiwa Kehilangan Tumbler Tuku
Peristiwa yang melibatkan tumbler Tuku ini bermula pada 17 November 2025, ketika seorang penumpang bernama Anita melaporkan kehilangan barang bawaannya, yakni sebuah tas berisi tumbler Tuku, di kereta Commuter Line rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Setelah melapor kepada petugas di Stasiun Rawa Buntu, tas tersebut berhasil ditemukan, lengkap dengan semua isinya, termasuk tumbler tersebut.
Namun, ada prosedur yang harus diikuti untuk pengambilan barang tertinggal. Tas tersebut baru dapat diambil di Stasiun Rangkasbitung keesokan harinya. Saat Anita dan suaminya mengunjungi stasiun untuk mengambil tas, tumbler yang dimaksud sudah tidak ada di dalam tas tersebut. Hal ini memicu keluhan dari Anita, yang merasa petugas tidak bertanggung jawab atas hilangnya tumbler tersebut.
Petugas KRL yang terlibat, Argi, menjelaskan bahwa ia menerima tas tersebut dari petugas lain. Dalam situasi yang ramai di stasiun, ia tidak sempat memeriksa isi tas sebelum menaruhnya di ruang jaga. Argi mengakui bahwa ia telah menawarkan penggantian tumbler kepada Anita, meskipun tawaran tersebut ditolak oleh Anita.
Tanggung Jawab Pengguna dalam Kasus Barang Tertinggal
KAI Commuter juga mengingatkan agar setiap penumpang lebih berhati-hati dalam menjaga barang bawaannya. Sebagai bentuk tanggung jawab, setiap penumpang harus memastikan barang pribadinya tidak tertinggal di dalam kereta.
“Barang bawaan adalah tanggung jawab pelanggan. Kami menghimbau kepada seluruh pengguna untuk selalu memeriksa dan memastikan barang sudah dibawa sebelum meninggalkan kereta,” ujar Karina Amanda.
Untuk mengantisipasi kehilangan barang, KAI Commuter menyediakan layanan lost and found di setiap stasiun. Barang yang ditemukan petugas akan didata dan disimpan dengan aman, serta diproses sesuai prosedur yang berlaku. Jika barang tidak diambil dalam waktu tertentu, barang tersebut akan dipindahkan ke gudang penyimpanan pusat.
Respon Publik dan Klarifikasi Petugas
Kasus kehilangan tumbler Tuku ini menjadi viral di media sosial setelah Anita membagikan pengalamannya yang mengecewakan. Banyak pengguna media sosial yang menyatakan simpati terhadap situasi yang dialami Anita, serta membela petugas KRL yang terlibat. Dukungannya menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap sistem layanan yang ada, serta keprihatinan terhadap kesejahteraan petugas KRL yang disebut terlibat dalam insiden ini.
Dalam upaya untuk meluruskan informasi yang beredar, petugas KRL Argi pun memberikan klarifikasi melalui platform yang sama. Ia menegaskan bahwa tuduhan yang diarahkan kepadanya sangat menyakitkan, karena ia merasa tidak bersalah dan hanya menjalankan tugas sesuai prosedur. Argi mengungkapkan perasaan terpuruknya setelah mengetahui bahwa informasi yang tidak akurat dapat berdampak besar terhadap reputasi dan sumber penghidupannya.
Komitmen KAI Commuter untuk Evaluasi dan Perbaikan
Menanggapi situasi ini, KAI Commuter berkomitmen untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan melakukan koordinasi dengan pihak mitra yang mengelola layanan front liner guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Perusahaan juga akan memastikan adanya pelatihan dan penguatan prosedur operasional agar kejadian seperti ini dapat diatasi dengan lebih efektif.
Karina Amanda menegaskan bahwa perusahaan akan selalu menjaga prinsip evaluasi yang menyeluruh terhadap setiap kejadian, serta berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa Commuter Line.





