sekilas.co – Detak jantung dapat berubah-ubah sepanjang hari. Sebagian orang memantaunya saat berolahraga untuk mengetahui seberapa berat kerja jantung, sementara lainnya memantau denyut jantung sepanjang hari menggunakan jam tangan pintar. Cara sederhana ini kerap memberikan gambaran awal mengenai kondisi kesehatan jantung.
Ada banyak faktor yang memengaruhi detak jantung saat istirahat atau resting heart rate. Detak jantung yang lebih tinggi tidak selalu menandakan adanya gangguan kesehatan. Meski begitu, terdapat beberapa kondisi medis tertentu yang memang dapat membuat jantung berdetak lebih cepat. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi detak jantung istirahat, serta kapan sebaiknya mencari bantuan medis.
Rata-rata resting heart rate pada orang dewasa
Detak jantung istirahat normal dapat berbeda pada setiap individu. Secara umum, rata-rata detak jantung orang dewasa berada di kisaran 60–100 denyut per menit (bpm). Namun, beberapa faktor berikut turut memengaruhinya:
-
Tingkat kebugaran
Orang dengan kebugaran kardiovaskular yang baik, seperti atlet, biasanya memiliki detak jantung istirahat lebih rendah. Bahkan, denyut jantung mereka bisa berada di kisaran 50 bpm. -
Usia
Orang dewasa berusia 18–30 tahun umumnya memiliki detak jantung rata-rata di awal angka 80-an. Seiring bertambahnya usia, angka tersebut cenderung menurun. Pada usia 50–80 tahun, rata-rata berada di kisaran awal 70-an. -
Jenis kelamin
Rata-rata detak jantung perempuan sekitar 79 bpm, sementara laki-laki sekitar 74 bpm.
Perlu diingat bahwa angka-angka tersebut hanyalah rata-rata. Detak jantung kamu masih bisa tergolong normal meski sedikit berada di atas atau di bawah kisaran tersebut.
Penyebab umum resting heart rate tinggi dalam aktivitas sehari-hari
Dalam keseharian, detak jantung dapat meningkat atau menurun tergantung aktivitas, asupan makanan, dan kondisi emosional. Beberapa faktor umum yang dapat membuat detak jantung melampaui 100 bpm antara lain:
-
Olahraga
Saat beraktivitas fisik, peningkatan detak jantung merupakan hal wajar. Biasanya, denyut jantung kembali normal sekitar 10 menit setelah beristirahat. -
Stres dan kecemasan
Kondisi ini memicu pelepasan hormon adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat. Umumnya bersifat sementara, tetapi stres kronis dapat mempertahankan detak jantung istirahat tetap tinggi. -
Kurang tidur
Kekurangan waktu tidur dapat meningkatkan detak jantung keesokan harinya. Bahkan, kehilangan satu jam tidur saja bisa berdampak pada kenaikan denyut jantung. -
Konsumsi gula
Makanan atau minuman manis dapat meningkatkan kadar gula darah dan memicu percepatan detak jantung. -
Kafein
Sebagian besar orang masih aman mengonsumsi satu hingga dua cangkir kopi atau teh. Namun, pada individu yang sensitif atau mengonsumsi berlebihan, kafein dapat menyebabkan detak jantung meningkat sementara. Minuman energi yang tinggi kafein dan gula sebaiknya dihindari. -
Alkohol
Konsumsi alkohol sering kali memicu peningkatan detak jantung. Setelah efeknya hilang, denyut biasanya kembali normal. Namun, pada sebagian orang, alkohol dapat memicu gangguan irama jantung serius seperti fibrilasi atrium. -
Tembakau dan nikotin
Semua bentuk produk tembakau dapat meningkatkan detak jantung istirahat. Selain itu, gangguan paru-paru akibat merokok membuat jantung bekerja lebih keras. -
Suplemen
Kandungan suplemen tidak selalu terkontrol ketat. Beberapa produk penambah energi, pengatur hormon, atau penurun berat badan dapat meningkatkan detak jantung. -
Zat terlarang
Penggunaan kokain, amfetamin, dan zat sejenis dapat mempercepat detak jantung. Meski denyut bisa kembali normal setelah efeknya hilang, zat ini berpotensi merusak jantung dan menyebabkan gangguan jangka panjang.
Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan resting heart rate tinggi
Perubahan detak jantung dari waktu ke waktu merupakan hal normal. Namun, jika denyut jantung terus berada di atas 100 bpm, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan medis tertentu, seperti:
-
Anemia
Terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah, umumnya akibat defisiensi zat besi karena menstruasi berat, tukak lambung, atau gangguan pencernaan. -
Hipertiroidisme
Kelebihan hormon tiroid dalam darah dapat membuat jantung berdebar cepat, baik akibat penyakit tiroid seperti Graves maupun penggunaan obat tiroid berlebihan. -
Infeksi
Infeksi meningkatkan beban kerja tubuh dan sering kali disertai peningkatan detak jantung, terutama jika disertai demam. -
Kehamilan
Selama kehamilan, detak jantung rata-rata bisa meningkat sekitar 20 bpm. Umumnya, jantung ibu mampu beradaptasi dengan perubahan ini. -
Aritmia
Gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium, PSVT, atau takikardia ventrikel dapat menyebabkan jantung berdetak cepat atau tidak teratur, sering disertai pusing atau berdebar. -
Postural Orthostatic Tachycardia Syndrome (POTS)
Kondisi yang menyebabkan peningkatan detak jantung dan pusing saat berdiri, tanpa adanya penyebab medis lain yang jelas. -
Kardiomiopati
Kelainan otot jantung yang melemah atau menebal, dapat berujung pada gagal jantung. Gejalanya meliputi sesak napas dan pembengkakan kaki. -
Emboli paru
Gumpalan darah di paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan detak jantung cepat, sering dikaitkan dengan kanker, kehamilan, atau imobilitas jangka panjang.
Obat-obatan yang dapat meningkatkan detak jantung
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi sinyal listrik jantung dan menyebabkan denyut meningkat, antara lain:
-
Obat asma, seperti albuterol, kortikosteroid hirup, agonis beta-2 kerja panjang, penghambat leukotrien, dan metilxantin oral.
-
Antibiotik, termasuk azitromisin, levofloksasin, amoksisilin, dan siprofloksasin, terutama pada penderita penyakit jantung.
-
Obat batuk, pilek, dan alergi yang mengandung pseudoefedrin atau fenilefrin.
-
Obat tiroid, seperti levotiroksin, yang dapat meningkatkan denyut jantung sebagai efek samping.
-
Antidepresan, terutama golongan SNRI dan antidepresan trisiklik.
-
Suplemen tertentu, seperti bitter orange, valerian, hawthorn, ginseng, dan efedra.
Dalam banyak kasus, detak jantung yang meningkat akan kembali normal dengan sendirinya. Jika detak jantung terasa tinggi, perhatikan faktor stres, pola makan, konsumsi minuman, serta kualitas tidur. Kurangi kafein, nikotin, dan alkohol. Namun, bila detak jantung terus berada di atas 100 bpm atau disertai gejala yang mengganggu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau mendatangi unit gawat darurat. Pemeriksaan medis dapat membantu menemukan penyebab yang mendasarinya.





