sekilas.co – Deputy Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Deliani Siregar, mengatakan bahwa transisi kendaraan dari bahan bakar fosil atau minyak (BBM) ke energi terbarukan dapat mempercepat pencapaian komitmen iklim global. Selain transisi bahan bakar pada transportasi perkotaan, hal yang sama juga perlu diterapkan pada transportasi logistik.
“Kami tujuannya akhirnya adalah listrik, tapi perbaikan dari Euro 4 ke Euro 5 harus bisa dilakukan,” ujar Deliani dalam diskusi MOV-E: Moving Cities the Electric Way di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, Sabtu, 1 November 2025.
Pemerintah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen melalui upaya domestik dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Target ini tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC). Ke depannya, komitmen iklim global dari seluruh negara menargetkan netralitas emisi pada 2060.
Menurut Deliani, transportasi perkotaan menjadi prioritas karena transportasi logistik lebih kompleks, harus mempertimbangkan pengangkutan barang dan waktu. Namun, belum semua kota dan kabupaten di Indonesia memiliki transportasi umum yang memadai seperti di Jakarta.
“Kalau kota kita lebih kompak, terpadu, dan semua akses bisa dijangkau dengan berjalan kaki, rasanya itu akan mempercepat pencapaian tujuan kita, bahkan berpotensi menurunkan 1,5 derajat Celsius (rata-rata suhu global),” ucapnya.
Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan, Yusuf Nugroho, mengatakan elektrifikasi kendaraan bermotor merupakan langkah strategis pemerintah. Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, pemerintah telah menyusun peta jalan pengembangan kendaraan listrik serta mendukung penguatan ekosistem kendaraan listrik.
“Sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mempercepat transisi menuju mobilitas yang berkelanjutan,” tuturnya pada kesempatan yang sama.
Yusuf menambahkan, kerja sama antar pelaku industri kendaraan bermotor, penyedia tenaga, dan komponen sangat diperlukan. Angkutan umum listrik juga harus masuk ke dalam ekosistem yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.