sekilas.co – Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Jantung Amerika menemukan bahwa infeksi virus kronis tertentu, seperti herpes zoster, HIV, dan hepatitis C, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular dalam jangka panjang.
Dikutip dari laman Everyday Health, Selasa, penulis utama penelitian, Kosuke Kawai, ScD, mengatakan bahwa penelitian sebelumnya memang menunjukkan virus dapat meningkatkan risiko jantung. Namun, dalam temuan ini, pihaknya melakukan tinjauan komprehensif terhadap banyak penelitian untuk membandingkan seberapa besar pengaruh masing-masing virus terhadap kemungkinan terjadinya serangan jantung.
“Para ilmuwan juga menemukan hubungan antara infeksi virus dan risiko lebih tinggi terkena kanker, demensia, dan diabetes,” tambah Dr. Kawai.
Dalam studi yang membandingkan risiko jangka panjang (rata-rata lebih dari lima tahun) keadaan darurat kardiovaskular pada orang dengan infeksi virus kronis tertentu dibandingkan orang serupa tanpa infeksi, para peneliti menemukan:
-
HIV meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 60 persen dan risiko stroke sebesar 45 persen.
-
Hepatitis C meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 27 persen dan risiko stroke sebesar 23 persen.
-
Herpes zoster meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 12 persen dan risiko stroke sebesar 18 persen.
Kawai mencatat bahwa risiko lebih tinggi pada orang yang pernah menderita herpes zoster dapat bertahan hingga 10 tahun setelah infeksi.
Beberapa virus tidak dibahas dalam penelitian ini. Penulis menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai risiko penyakit jantung terkait RSV, HPV (human papillomavirus), hepatitis A, dan virus lainnya.
Robert H. Hopkins, MD, Direktur Medis Yayasan Nasional untuk Penyakit Menular, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan banyak orang menganggap influenza hanya sebagai penyakit pernapasan dan tidak menyadari dampaknya terhadap kesehatan jantung.
“Influenza juga menginfeksi jaringan di sistem selain paru-paru, termasuk jantung. Influenza juga mengurangi resistensi dan dapat membuat orang rentan terhadap infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan pneumonia dan sepsis. Semua mekanisme ini bisa berdampak besar pada sistem kardiovaskular,” kata Hopkins.
Infeksi virus dapat memengaruhi jantung karena respons alami sistem kekebalan terhadap infeksi meliputi pelepasan molekul yang memicu dan mempertahankan peradangan serta meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal, yang keduanya dapat berlangsung lama setelah infeksi awal sembuh.
Penulis studi mencatat bahwa peradangan dan pembekuan darah dapat mengurangi kemampuan jantung untuk berfungsi dengan baik, yang bisa membantu menjelaskan meningkatnya risiko serangan jantung dan stroke.
Peradangan juga berperan dalam pembentukan dan pecahnya plak endapan kolesterol, lemak, dan zat lain yang mengeras di arteri, yang dapat memicu serangan jantung dan stroke.
Amit Mahajan, MD, juru bicara medis nasional untuk American Lung Association, mengatakan bahwa vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari respons sistemik yang berlebihan yang dapat menyebabkan disfungsi berbagai organ.
Vaksinasi dianggap sangat penting menjelang musim liburan musim gugur dan musim dingin, karena penyakit pernapasan meningkat dan keadaan darurat jantung juga melonjak.
Kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan benar, juga dapat mencegah penyebaran virus. Kelompok rentan, seperti penderita penyakit jantung, disarankan mengenakan masker saat bepergian, terutama ketika menggunakan transportasi umum.





