Sekilas.co – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya meningkatkan edukasi mengenai manfaat imunisasi untuk kesehatan anak demi mengoptimalkan cakupan vaksinasi.
Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat tentang imunisasi sudah tinggi di kota besar, namun masih rendah di beberapa daerah.
“Kita tidak pungkiri, di kota-kota besar kesadaran orang tua tinggi, sehingga cakupan imunisasi juga tinggi,” ujar Piprim di Jakarta, Sabtu.
Di beberapa daerah, masih ada masyarakat yang memperdebatkan perlunya vaksinasi atau menolak anaknya divaksin. Kondisi ini membuat cakupan imunisasi tidak optimal dan meningkatkan risiko munculnya kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang bisa dicegah.
“KLB yang bermunculan kembali menunjukkan cakupan imunisasi di Indonesia belum optimal,” kata Piprim.
Baru-baru ini, KLB campak terjadi di Sumenep, Jawa Timur, dengan 17 korban meninggal. Pemerintah pun melaksanakan vaksinasi untuk mencegah penularan lebih luas di kalangan anak-anak.
Piprim menekankan perlunya meningkatkan edukasi mengenai vaksinasi untuk melindungi anak dari penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
“Kita tidak bisa mengabaikan pentingnya edukasi imunisasi. Penguatan imunisasi penting agar masalah seperti ini bisa diatasi dengan baik,” ujarnya.
“Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi jauh lebih berbahaya dibandingkan efek samping ringan setelah divaksin,” tambah Piprim.
Ia juga menyoroti perlunya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi imunisasi anak dengan bahasa sederhana agar orang tua semakin percaya manfaat vaksinasi.
Vaksinasi melindungi anak dari penyakit seperti campak, hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, dan pneumonia.
Untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi, IDAI menyelenggarakan Vaksinasi Massal Balita bekerja sama dengan Rumah Vaksinasi dan Posyandu.
“Ini bentuk dukungan kami sebagai dokter anak untuk membantu program pemerintah meningkatkan cakupan imunisasi,” kata Piprim.





