Sekilas.co – Di tengah maraknya tren kecantikan dan transformasi fisik di media sosial, muncul gerakan baru yang lebih bermakna Glow up bukan hanya soal penampilan, tapi soal mencintai diri sendiri. Kalimat ini kini banyak digunakan oleh generasi muda di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter) sebagai simbol perubahan diri yang lebih mendalam.
Menurut pengamat psikologi remaja, dr. Wina Saraswati, M.Psi., konsep glow up saat ini tidak lagi sekadar tentang kulit yang mulus atau tubuh ideal. Anak muda sekarang mulai sadar bahwa glow up sejati adalah ketika mereka merasa bahagia, tenang, dan bangga pada diri sendiri, ujarnya saat diwawancarai di Jakarta, Senin (27/10). Ia menambahkan, banyak remaja yang kini beralih fokus dari beauty standard ke self-acceptance.
Fenomena ini muncul sebagai reaksi atas tekanan sosial yang semakin kuat di era digital. Banyak pengguna media sosial merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna. Namun, tren self-love glow up justru mengajak mereka untuk lebih menerima kekurangan diri dan berhenti membandingkan hidup dengan orang lain. Glow up ku adalah belajar mencintai diri sendiri itu kalimat yang mulai mengubah banyak pola pikir, ujar Alya Rahmi, seorang mahasiswa yang aktif mengkampanyekan mental health awareness di media sosial.
Tak bisa dipungkiri, masih banyak yang memandang glow up hanya sebatas perubahan fisik. Namun, kini semakin banyak konten kreator yang menampilkan sisi realistis dari perjalanan mereka termasuk proses penyembuhan batin, menerima kegagalan, dan memperbaiki pola hidup. Orang sekarang lebih terinspirasi oleh kejujuran dan proses, bukan kesempurnaan, kata Rafi Damar, content creator asal Bandung dengan lebih dari 300 ribu pengikut di TikTok.
Dalam dunia psikologi, mencintai diri sendiri atau self-love dianggap sebagai fondasi utama dari kesehatan mental. Orang yang memiliki penerimaan diri yang baik cenderung lebih bahagia, produktif, dan mampu menjaga hubungan sosial dengan sehat. Self-love bukan berarti egois, tapi mengenali nilai diri sendiri dan memberi batasan yang sehat dalam hidup, jelas dr. Wina.
Tren ini juga berdampak pada dunia kecantikan dan gaya hidup. Banyak merek kini mengubah kampanye pemasaran mereka menjadi lebih inklusif dan berfokus pada pesan positif seperti Be You , Love Your Skin , atau Confidence is the New Beauty. Kampanye tersebut menunjukkan bahwa kecantikan sejati datang dari rasa nyaman dengan diri sendiri, bukan dari produk yang mahal atau penampilan sempurna.
Sementara itu, sejumlah komunitas self-growth di Indonesia mulai bermunculan, seperti Glow Up dari Dalam dan Healing Club, yang mendorong generasi muda untuk fokus pada pengembangan diri. Kegiatan mereka meliputi journaling, meditasi, serta diskusi tentang kesehatan mental dan penerimaan diri. Banyak peserta mengaku merasa lebih ringan dan bersemangat menjalani hidup setelah mengikuti kegiatan tersebut.
Pada akhirnya, glow up sejati adalah proses menemukan kebahagiaan yang autentik, bukan sekadar perubahan visual. Mencintai diri sendiri berarti menerima masa lalu, menghargai proses, dan terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Karena sesungguhnya, tidak ada kilau yang lebih indah daripada rasa damai di dalam diri sendiri.





