Gaya Komunikasi Ari Lasso ke Dearly Desiana Bikin Warganet Soroti

foto/istimewa

sekilas.co – Musisi Ari Lasso kini menjadi sorotan publik setelah sebuah video yang menampilkan interaksinya dengan sang kekasih, Dearly Desiana, viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh Dearly pada 6 Oktober 2025 dan cepat tersebar luas setelah dibagikan ulang oleh berbagai akun.

Dalam video itu, terlihat keseharian mereka, mulai dari pagi hari ketika Dearly Desiana datang ke rumah Ari sekitar pukul 06.00 WIB untuk membangunkan dan membantunya, hingga menyiapkan sarapan serta jus sehat.

Baca juga:

Namun suasana yang tampak damai berubah ketika Dearly meminta Ari untuk menghabiskan jus buatannya. Ari Lasso merespons dengan nada tinggi, bahkan sempat membentak Dearly. Dalam bagian lain video, Ari menyebut Dearly “tidak mengerti musik” sambil menyentuh lengan kekasihnya.

Reaksi warganet beragam. Banyak yang mengecam sikap Ari dan menilai hal itu sebagai “red flag” dalam hubungan, menyayangkan munculnya perilaku kasar di depan publik, sementara Dearly tampak hanya menunjukkan perhatian. Namun, ada juga yang membela, berpendapat bahwa itu mungkin hanya gaya berbicara Ari yang “ngegas” atau sifat seorang bapak-bapak.

Menanggapi ramainya komentar warganet terkait sikapnya terhadap sang kekasih, Ari Lasso akhirnya memberikan respons melalui unggahan di Instagram. Ia membagikan foto kebersamaannya dengan Dearly Djoshua di tepi kolam renang, di mana Ari tampak menyuapi kekasihnya dengan potongan buah.

Dalam keterangan fotonya, Ari menulis kalimat bernada santai sekaligus menggoda, “Maaf ya, Yank @dearlyjoshua, kata orang aku galak banget kayak ‘obi’.” Ia menambahkan, “Padahal kan kamu tahu dia suaminya Budahal, gimana dong.”

Komunikasi merupakan kunci dalam hubungan apa pun. Meskipun terdengar klise, hal ini benar adanya. Dari momen Ari dan Dearly, bagaimana sebaiknya gaya komunikasi antar-pasangan dijalankan?

Berikut 5 gaya komunikasi yang lebih sehat dalam hubungan:

1. Ajukan Pertanyaan Terbuka
Komunikasi bukan sekadar membicarakan keseharian atau menu makan siang. Lebih dari itu, komunikasi adalah kemampuan untuk menggali lebih dalam dan mengenal pasangan sebaik mungkin. Menggali lebih dalam tidak selalu mudah, terutama bagi mereka yang jarang merasa nyaman membicarakan perasaan. Tidak perlu memaksakan setiap percakapan harus dari hati ke hati.

2. Tangkap Isyarat Nonverbal

Jika pasangan mengatakan, “hariku baik-baik saja,” namun nadanya terdengar kesal atau marah, mungkin ada hal lain yang sedang ia rasakan tetapi belum siap untuk dibicarakan. Komunikasi bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga bagaimana kita menyampaikannya.

Nada dan sikap kita menyampaikan lebih dari sekadar kata-kata. Kemampuan untuk menangkap isyarat nonverbal sangat penting. Perhatikan ekspresi wajah pasangan, gerakan tangan (apakah gemetar atau gelisah?), bahasa tubuh (apakah mereka melakukan kontak mata atau menyilangkan tangan?), serta dengarkan nada suaranya.

3. Jangan Mencoba Membaca Pikiran
Terkadang kita bisa menebak perasaan seseorang hanya dengan melihatnya. Namun, hal ini tidak selalu mudah, dan jujur saja: meskipun ingin bisa membaca pikiran, kita tidak bisa, dan memang tidak seharusnya. Jadi, jika kamu tidak yakin apa yang dirasakan pasangan, tanyakan saja.

Jika kamu cenderung memendam sesuatu dan berharap pasangan membaca pikiranmu, luangkan waktu untuk menghargai usaha pasangan yang menanyakan apa yang terjadi, alih-alih mengabaikan masalah. Berusahalah untuk mengungkapkan perasaanmu saat siap terbuka. Tidak sehat mengatakan “aku baik-baik saja” padahal sebenarnya tidak, lalu marah karena pasangan tidak memahaminya. Jujurlah tentang perasaanmu sebaik mungkin.

4. Percakapan adalah Jalan Dua Arah
Saat berkomunikasi dengan pasangan, perhatikan seberapa sering kamu menggunakan kata “Aku,” “Kamu,” atau “Kita.” Jika percakapan lebih banyak tentang diri sendiri, itu bukan percakapan yang seimbang. Ingatlah untuk kembali pada pasangan dan ajukan pertanyaan tentang perasaannya, pikiran, dan apa yang sedang dialaminya. Jika sering menggunakan kata “Kamu,” perhatikan konteksnya—apakah sedang menyalahkan pasangan?

Hubungan adalah tentang kedua belah pihak, dan masing-masing harus memiliki hak bicara yang setara. Kedua pihak perlu merasa didengarkan dan dapat berbagi isi pikiran mereka. Jika pasangan mendominasi percakapan sehingga kamu tidak bisa menyela, penting untuk memberi tahu mereka. Mereka mungkin tidak menyadari perilakunya. Percakapan seharusnya seperti pertandingan tenis; mengalir secara alami bolak-balik antara satu sama lain.

Artikel Terkait