Sekilas.co – Fashion tidak hanya soal pakaian dan aksesoris, melainkan juga cerminan dari perubahan sosial, budaya, dan politik dalam masyarakat. Seiring waktu, tren fashion selalu berkembang dan menyesuaikan diri dengan konteks zaman, sehingga bisa menjadi cermin untuk memahami dinamika yang terjadi di dunia.
Pada era 1920 an misalnya, muncul gaya flapper yang menandai kebebasan perempuan setelah Perang Dunia I. Rok pendek, rambut bob, dan gaya hidup lebih liberal menjadi simbol bahwa perempuan mulai mendapatkan ruang lebih besar dalam kehidupan sosial. Fashion saat itu bukan sekadar tren, melainkan representasi revolusi budaya dan perubahan nilai sosial.
Memasuki era 1960 an, fashion kembali berubah dengan munculnya gaya hippie yang menolak norma sosial konservatif dan mengusung perdamaian serta kebebasan berekspresi. Busana warna warni, motif bunga, dan celana bell-bottom menjadi simbol gerakan anti-perang dan hak sipil yang mendunia. Tren fashion ini menunjukkan bagaimana pakaian bisa menjadi alat perlawanan sosial.
Pada era 1990 an, tren fashion seperti jeans robek, kaos oversized, dan gaya grunge menjadi simbol ekspresi generasi muda yang merasa jenuh dengan kemapanan. Fashion di masa ini mencerminkan budaya pop dan perubahan ekonomi yang membawa nuansa lebih santai namun kritis terhadap gaya hidup konsumerisme berlebihan.
Masuk ke abad ke-21, tren fast fashion dan penggunaan media sosial mengubah cara orang berinteraksi dengan mode. Fashion menjadi lebih cepat berubah, serta terjangkau dan mudah diakses oleh banyak kalangan. Namun, tren ini juga memunculkan kesadaran akan isu lingkungan, sehingga gerakan sustainable fashion mulai mendapat perhatian sebagai bentuk tanggapan atas masalah global.
Menurut pengamat mode, Dr. Sari Widjaja, Fashion selalu menjadi bahasa tak tertulis yang bisa mengkomunikasikan kondisi zaman. Dari pakaian kita bisa membaca cerita sosial, politik, bahkan ekonomi masyarakat. Tren yang muncul bukan sekadar soal estetika, tapi juga cerminan kebutuhan dan aspirasi generasi tertentu.
Fenomena ini juga terlihat dalam fashion digital dan virtual saat ini, seperti penggunaan avatar di dunia metaverse yang menggambarkan identitas digital penggunanya. Teknologi semakin mengubah cara kita berinteraksi dengan fashion, sekaligus memperluas definisi apa itu gaya dan ekspresi zaman.
Pada akhirnya, fashion sebagai cermin zaman tidak hanya memberikan gaya visual, tetapi juga memetakan perubahan cara berpikir dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Menyimak tren fashion berarti juga memahami perjalanan sosial dan budaya yang membentuk dunia modern saat ini.





