Fakta Lengkap Kasus Anak SD Diduga Dianiaya di Sekolah, Korban Alami Luka di Wajah

foto/ilustrasi

Sekilas.co – Seorang anak sekolah dasar (SD) diduga menjadi korban penganiayaan hingga kedua matanya tampak merah dan lebam. Kasus ini kini menjadi perhatian serius pemerintah daerah serta Dinas Pendidikan setempat.

Anak perempuan bernama Fatiyah diduga mengalami tindakan kekerasan di lingkungan sekolah. Kejadian ini bermula pada 27 Oktober 2025, ketika sang ibu, Erna, menjemput Fatiyah di SDN 150 Sungai Tenang, Kecamatan Gandus. Saat itu, Erna terkejut melihat kondisi putrinya. Kedua mata Fatiyah tampak merah dan lebam, seperti terlihat dalam foto yang diunggah akun Instagram @Virasoniaaaa, Senin (3/11/2025).

Baca juga:

Merasa khawatir, Erna langsung menanyakan kepada guru di kelas tentang apa yang terjadi pada anaknya. Namun, ia tidak mendapat penjelasan yang jelas. Salah satu guru menjawab singkat, “Bukan saya,” sementara guru lain mengatakan, “Tidak tahu,” bahkan ada yang menyebut, “Mungkin karena efek main handphone.”
Erna merasa jawaban tersebut tidak masuk akal karena Fatiyah jarang sekali bermain ponsel. Ia menduga luka di mata anaknya disebabkan oleh benturan benda tumpul atau pukulan.

Ketika Erna menyampaikan niat untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib, seorang guru justru menanggapinya dengan mengatakan, “Jangan asal menuduh, nanti kamu bisa dilaporkan balik.” Ucapan itu membuat Erna takut melanjutkan laporan, apalagi di sekolah tersebut tidak terdapat rekaman CCTV maupun saksi mata yang mengetahui kejadian sebenarnya.
Fatiyah sendiri menunjukkan tanda-tanda trauma berat. Setiap kali ditanya, “Siapa yang memukul?” atau “Kenapa matanya bisa seperti itu?”, ia hanya diam, tampak ketakutan, lalu berlari menjauh.

Keesokan harinya, Selasa (28 Oktober 2025), Erna membawa Fatiyah ke RS Bunda untuk menjalani pemeriksaan medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan pembuluh darah di area sekitar mata pecah, diduga akibat benturan keras atau pukulan benda tumpul.

Hingga 2 November 2025, kondisi kedua mata Fatiyah masih merah dan terasa nyeri meski sudah menjalani pengobatan. Di siang hari ia tampak lebih tenang, namun setiap malam sering mengeluh kesakitan dan menangis.
Erna berharap agar kasus yang menimpa anaknya mendapat perhatian dan penanganan serius dari pihak berwenang. Ia juga memohon agar pelaku segera ditemukan.

“Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya. Siang malam saya menangis meminta keadilan. Kami rakyat kecil, tapi kami juga butuh kejelasan dan perlindungan,” ujar Erna dengan haru.

Kasus ini kini tengah menjadi sorotan publik, dan banyak pihak mendesak agar aparat serta dinas pendidikan segera melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan keamanan anak-anak di sekolah.

Artikel Terkait