Ekonom BCA Nilai Danantara Berpeluang Tingkatkan Investasi pada 2026

foto/istimewa

sekilas.co – Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menilai konsolidasi kebijakan pemerintah serta realokasi anggaran ke program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) hingga kini belum memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Ia menyebut kinerja ekonomi pada semester I masih berada di bawah ekspektasi.

“Pertumbuhan ekonomi kita relatif belum sesuai harapan,” kata David kepada awak media di Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.

Baca juga:

David menjelaskan, pada tahun pertama operasionalnya, peran Danantara memang belum optimal karena masih berada dalam fase penyesuaian serta pembenahan internal. Selain itu, lembaga yang dibentuk pada Februari 2025 tersebut juga baru mulai merancang portofolio investasinya. “Kami berharap tahun depan kinerjanya sudah optimal dan mampu menggerakkan perekonomian pada 2026,” ujarnya.

Ia menambahkan, rencana investasi Danantara mencakup sejumlah proyek strategis, antara lain pengembangan waste to energy dengan nilai investasi Rp66–99 triliun, pembangunan kilang minyak Tuban senilai Rp168 triliun, 18 proyek hilirisasi tambang senilai US$38,6 miliar, konsolidasi BUMN sekitar Rp50 triliun, serta pengembangan infrastruktur digital senilai Rp15 triliun.

Selain itu, Danantara juga telah menerbitkan Patriot Bonds atau surat utang senilai Rp51,75 triliun untuk mendukung pembiayaan investasi. “Danantara berpotensi mendorong investasi pada 2026, meski masih dibayangi risiko crowding out,” katanya.

Pada kuartal IV 2025, David memperkirakan Indonesia berpotensi kehilangan peluang pertumbuhan sebesar 0,32 persen atau sekitar Rp18,58 triliun akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menurutnya, bencana tersebut secara langsung menekan daya beli masyarakat di wilayah terdampak. “Dampak terhadap konsumsi pascabencana diperkirakan menurunkan pertumbuhan sekitar 0,31 persen,” ujarnya.

Ia merinci, konsumsi di Sumatera Barat diproyeksikan turun 25,53 persen atau sekitar Rp3,8 triliun, Sumatera Utara turun 22,31 persen atau Rp11,8 triliun, dan Aceh menurun 23,92 persen atau Rp2,8 triliun. Pada kuartal III 2025, kontribusi Aceh terhadap PDB tercatat sebesar 1,16 persen, Sumatera Utara 4,85 persen, dan Sumatera Barat 1,49 persen. “Dengan asumsi belanja masyarakat masih tertekan hingga Desember 2025,” pungkasnya.

Artikel Terkait