Dukungan Projo untuk Prabowo-Gibran Dinilai Sebagai Langkah Sah dan Strategis Politik Kebangsaan

foto/istimewa

Sekilas.co – Kelahiran organisasi relawan Projo tidak bisa dilepaskan dari sosok Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menjadi inspirasi utama sekaligus sumber semangat gerakan rakyat tersebut. Dari awal berdirinya, Projo dikenal sebagai wadah perjuangan relawan yang ingin melanjutkan nilai-nilai kerja keras, kesederhanaan, dan keberpihakan kepada rakyat kecil sebagaimana dicontohkan Jokowi.

Semangat itulah yang kini tetap dipegang teguh oleh para anggota dan pengurus Projo di berbagai daerah. Mereka meyakini, perjuangan politik kebangsaan harus berlandaskan pada semangat keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap nasib bangsa.

Baca juga:

Ketua Umum Pasbata Prabowo, David Febrian Sandi, menjelaskan bahwa makna Projo sangat dalam dan tidak sekadar nama organisasi.

“Projo itu rakyat. Projo itu negara. Mereka yang tergabung di dalamnya adalah rakyat yang mencintai tanah airnya,” ujar David di Jakarta, Senin (3/11/2025).

David menegaskan, Projo lahir dari kecintaan terhadap sosok Jokowi, sebuah fakta sejarah yang tidak bisa dihapus dan menjadi fondasi semangat perjuangan mereka hingga kini.

“Projo lahir dari kecintaan terhadap Bapak Jokowi, itu tidak bisa dipungkiri. Fakta sejarah itu menjadi fondasi semangat perjuangan kami sampai hari ini,” tegasnya.

Terkait rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, dengan Partai Gerindra untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, David menilai langkah tersebut sebagai bentuk politik kebangsaan yang sah, wajar, dan terhormat.

“Itu adalah langkah sah dalam politik kebangsaan. Dukungan ini berorientasi pada keberlanjutan visi pembangunan nasional. Kami lahir dari Bapak Jokowi, dan hari ini kami berjuang bersama Bapak Prabowo untuk melanjutkan cita-cita besar beliau bagi rakyat dan negara,” ujar David.

David juga menanggapi mengenai perubahan logo Projo yang sempat menuai perhatian publik. Ia menegaskan bahwa pergantian simbol bukanlah bentuk pengingkaran terhadap sejarah atau sosok Jokowi, melainkan wujud kedewasaan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan dinamika zaman.

“Perubahan simbol tidak menghapus sejarah. Dengan nama Projo saja, semua orang sudah tahu asal-usul dan semangat kami. Kami tetap membawa nilai-nilai Jokowi dalam perjuangan yang kini kami lanjutkan bersama Presiden Prabowo,” jelasnya.

Lebih lanjut, David menilai bahwa konsistensi perjuangan Projo selama ini tidak akan pudar hanya karena pergeseran politik. Bagi mereka, perjuangan politik kebangsaan bukan sekadar tentang siapa yang didukung, melainkan tentang melanjutkan kerja nyata untuk rakyat dan menjaga kesinambungan pembangunan bangsa.

“Kami berdiri atas dasar cinta pada negeri. Dukungan kami bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tapi demi kelanjutan arah pembangunan nasional yang sudah dirintis oleh Pak Jokowi dan kini diteruskan oleh Pak Prabowo,” tutup David.

Artikel Terkait