sekilas.co – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka memimpin sejumlah pertemuan bilateral pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2025 yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan. Airlangga menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan berbagai negara dan organisasi internasional.
“Pertemuan bilateral ini diadakan dengan sejumlah pemimpin dunia, antara lain Perdana Menteri Turki, Perdana Menteri Vietnam, Presiden Angola yang juga menjabat sebagai Ketua Uni Afrika (African Union/AU), Presiden Finlandia, Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), hingga Sekretaris Jenderal United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD),” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Minggu (23/11/2025) dini hari.
Gibran juga berkesempatan mewakili Indonesia dalam forum MIKTA Leaders’ Gathering, yang dihadiri oleh pemimpin negara Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Korea Selatan dalam MIKTA tahun ini, serta menyambut Australia sebagai ketua MIKTA pada tahun depan.
Penekanan Pada Pertumbuhan Ekonomi Global yang Inklusif
Di sela-sela pertemuan, Gibran menekankan pentingnya penguatan pertumbuhan ekonomi global yang adil dan inklusif. Ia juga menyoroti isu pembiayaan internasional yang lebih mudah diakses, khususnya untuk negara–negara berkembang. Gibran mendorong tercapainya hal tersebut melalui beberapa mekanisme, seperti penghapusan utang, pembiayaan inovatif, hingga pembiayaan hijau.
Selain itu, Gibran juga memaparkan solusi digital sederhana yang diinisiasi Indonesia, salah satunya melalui sistem pembayaran berbasis QR Code (QRIS). Inovasi ini, menurutnya, telah diadopsi oleh sejumlah negara di Asia, bahkan Jepang dan Korea.
AI dalam Perekonomian Global dan Isu Kelaparan Dunia
Dalam agenda G20, Gibran turut mendorong dimulainya dialog mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem perekonomian global. Teknologi ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi sektor keuangan dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor ekonomi.
Gibran juga menyoroti masalah kelaparan global yang masih menjadi tantangan besar. Dalam G20, ia menekankan pentingnya program makan bergizi gratis (MBG) sebagai solusi untuk mengatasi kelaparan yang dialami oleh lebih dari 720 juta penduduk dunia. Program MBG ini, yang telah diterapkan di Indonesia, juga turut mendukung pemberdayaan petani dan peternak lokal serta memperkuat ekonomi masyarakat melalui perluasan rantai pasokan yang menjangkau seluruh pelosok tanah air.
Mitigasi Bencana dan Peran G20 dalam Kemanusiaan
Airlangga juga menjelaskan bahwa dalam KTT G20, salah satu agenda penting yang dibahas adalah upaya mitigasi risiko bencana alam global. Indonesia, yang dikelilingi oleh banyak gunung berapi, telah memperkenalkan berbagai strategi penanganan bencana alam yang dapat dijadikan contoh bagi negara–negara lain.
Selain bencana alam, Gibran mengingatkan bahwa konflik atau perang antarnegara juga dapat memicu bencana non-alamiah. Dia mengutip contoh situasi krisis di Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel yang menunjukkan betapa pentingnya penempatan nilai-nilai kemanusiaan dalam tata kelola global. Gibran menegaskan bahwa G20 harus menjadi teladan dalam menyelesaikan berbagai tantangan kemanusiaan di dunia.
Dalam kesimpulannya, Airlangga mengungkapkan bahwa pertemuan G20 ini menegaskan perlunya kerjasama global yang lebih kuat dan fokus pada isu-isu krusial, seperti pertumbuhan ekonomi inklusif, teknologi, dan kemanusiaan.





