Deddy Mizwar Yakin Indonesia Bisa Jadi Pusat Film Islam

foto/ilustrasi

Sekilas.co – Aktor senior sekaligus Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Deddy Mizwar, optimistis Indonesia bisa menjadi pusat industri film bagi negara-negara Islam dan mampu menarik investasi dari negara-negara tersebut untuk memajukan perfilman nasional.

“Menjadi pusat industri film negara-negara Islam bukan hal yang mustahil karena penduduk kita sangat besar dan mayoritasnya Muslim,” ujar Deddy, ditemui menjelang pembukaan festival film Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025 di Jakarta, Jumat malam.

Baca juga:

“Artinya, ada pasar yang sangat besar di Indonesia,” tambahnya.

Deddy menilai penyelenggaraan ALIF, yang diprakarsai oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu), merupakan langkah baik untuk meningkatkan kolaborasi budaya antarnegara berpenduduk Muslim, khususnya anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Ia menekankan bahwa kolaborasi semacam ini bisa memperluas kerja sama di bidang industri film dan bahkan menghadirkan modal baru untuk infrastruktur perfilman Indonesia.

“Misalnya, saat ini masih banyak kabupaten dan kota yang belum memiliki bioskop. Dengan kerja sama negara-negara Islam, mungkin bisa membangun bioskop di berbagai daerah,” ujarnya.

Aktor kenamaan itu meyakini bahwa Indonesia akan semakin terbuka terhadap investasi dari negara-negara OKI di bidang perfilman nasional, bahkan hingga mampu menjadi pusat industri film bagi negara-negara Islam.

Deddy juga mengapresiasi penyelenggaraan ALIF oleh Kemlu, yang dinilainya mendukung misi diplomasi Indonesia melalui kebudayaan sekaligus “memperkuat kehadiran Indonesia di dunia internasional”.

Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF) diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta pada 19-21 September 2025, sebagai tindak lanjut komitmen negara-negara anggota OKI untuk mempererat kerja sama dalam mendukung kolaborasi di bidang sinematografi.

Sebanyak 45 film, baik fitur maupun pendek, dari 16 negara anggota OKI dengan berbagai genre seperti dokumenter, drama, drama sosial, dan fiksi, akan ditayangkan di Galeri Nasional, Universitas Negeri Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, dan XXI Djakarta Theater.

Selain pemutaran film, festival ini juga menghadirkan diskusi film bersama para sineas dan akademisi. Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan jadwal tayang dan informasi film yang dapat diakses melalui laman alif.kemlu.go.id.

Artikel Terkait