Cloudflare Alami Gangguan Singkat, Sejumlah Situs Kini Sudah Pulih

foto/istimewa

sekilas.co – Sejumlah situs web, termasuk platform perdagangan India seperti Zerodha dan Groww, kembali beroperasi setelah diduga mengalami gangguan singkat akibat masalah pada Cloudflare, menurut laporan Hindustan Times, Jumat (5/12) waktu setempat.

“Kami sedang menghadapi kendala teknis yang dipicu pemadaman global di Cloudflare. Situasi ini berdampak pada berbagai aplikasi dan layanan di seluruh dunia. Kami memantau perkembangan secara berkala dan akan memberikan pembaruan segera setelah layanan normal kembali. Terima kasih atas kesabaran Anda,” tulis Groww melalui platform X, dikutip dari Hindustan Times.

Baca juga:

Sekitar lebih dari sepuluh menit setelah pengumuman tersebut, Groww menyampaikan kabar bahwa layanan mereka telah kembali berjalan normal.

Zerodha juga melaporkan bahwa Zerodha Kite platform dan aplikasi perdagangan daring mereka sempat terdampak, namun permasalahan itu kini sudah teratasi.

Dalam cuitan awalnya, platform tersebut mengumumkan, “Cloudflare sedang mengalami gangguan di berbagai layanan, sehingga Kite untuk sementara tidak dapat diakses. Silakan gunakan cadangan WhatsApp Kite untuk mengatur transaksi Anda selagi kami melakukan investigasi.”

Beberapa saat kemudian, mereka memperbarui informasi: “Pembaruan: Gangguan global Cloudflare telah terselesaikan. Layanan Kite kembali normal. Anda dapat melakukan transaksi seperti biasa. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.”

Selain dua platform tersebut, sejumlah situs lain yang terdampak maupun telah pulih dari gangguan Cloudflare pada Jumat dilaporkan mencakup Canva, Zoom, Shopify, Valorant, LinkedIn, dan Down Detector.

Cloudflare diketahui menyediakan layanan bagi jutaan situs web di seluruh dunia—tidak hanya untuk perusahaan, tetapi juga organisasi nirlaba serta blogger. Secara sederhana, layanan ini berfungsi sebagai penghubung antara server penyedia situs dan para penggunanya.

Berdasarkan laporan Guardian, perusahaan tersebut menghasilkan hampir 500 juta dolar dalam satu kuartal dari sekitar 300.000 pelanggan yang tersebar di 125 negara, menjadikannya salah satu pemain penting dalam infrastruktur internet.

Karena itu, ketika Cloudflare mengalami gangguan, banyak situs ikut terdampak meski server situs-situs tersebut tidak mengalami masalah internal.

Hingga kini penyebab gangguan terbaru belum dipastikan. Perusahaan infrastruktur internet asal Amerika itu menyebut sedang menyelidiki sumber masalah, setelah sebelumnya menerapkan “perbaikan” untuk gangguan yang menyebabkan banyak situs global terpengaruh.

Pada November lalu, gangguan serupa dilaporkan membuat sejumlah situs—termasuk ChatGPT dan Spotify—tidak dapat diakses, sehingga memicu spekulasi tentang adanya serangan siber.

Menanggapi kejadian 18 November tersebut, CEO Matthew Prince menegaskan, “Masalah itu tidak disebabkan oleh serangan siber atau aktivitas jahat, baik secara langsung maupun tidak langsung.”

Ia menjelaskan bahwa kesalahan muncul akibat perubahan internal pada basis data perusahaan, yang bertugas membantu situs mengelola lalu lintas tinggi, melindungi dari serangan berbahaya, dan menjaga kecepatan pemuatan tetap optimal.

Artikel Terkait