sekilas.co – Bakso terus berinovasi mengikuti selera konsumen, mulai dari varian urat, bakso telur, hingga kuah keju yang kini semakin digemari. Meski begitu, kualitas tetap menjadi tolok ukur utama, di mana konsumen menginginkan daging yang terasa nyata dan kuah yang gurih.
Product and Research Development Manager CRP Group, Rifky atau Chef Kiky, membagikan sejumlah tips saat ditemui dalam peluncuran konsep baru Bakso Boedjangan di Jakarta, Rabu.
Komposisi daging dan tepung menjadi faktor utama. Semakin tinggi kandungan daging, rasa semakin kuat dan tekstur lebih padat.
“Jangan terlalu banyak tepung. Proporsinya sebaiknya satu banding satu,” kata Chef Kiky.
Saat proses penggilingan, penambahan es batu penting untuk menjaga suhu tetap rendah. Panas dari mesin dapat merusak protein dan mengubah tekstur.
“Es sangat penting agar tekstur tetap bagus tanpa pengenyal berlebihan,” ujarnya.
Pemilihan bagian daging juga memengaruhi karakter bakso. Urat memberikan tekstur lebih tegas, sementara bagian dengan sedikit lemak menjaga kelembutan saat digigit. Jika ingin bakso lebih juicy, pilih bagian dengan kandungan lemak lebih banyak.
Kuah menjadi penentu cita rasa. Suapan pertama harus langsung terasa gurih tanpa perlu tambahan sambal.
“Saya ingin kuah yang bisa dinikmati tanpa diracik,” kata Chef Kiky.
Riset bumbu dilakukan agar rasa tetap seimbang. Inovasi seperti kuah keju dirancang supaya menyatu dengan baik dan tidak terasa terlalu berat.
Konsumen bisa menilai kualitas dari tampilan. Bakso yang baik memiliki warna natural, permukaan padat, dan kuah yang tidak terlalu berminyak. Aroma gurih sudah muncul sejak disajikan.
“Bakso yang berkualitas pasti berdaging dan minim bahan pengawet,” ujarnya.
Untuk penyimpanan, bakso tanpa pengawet sebaiknya dikonsumsi dalam dua sampai tiga hari. Pemanasan sebaiknya menggunakan microwave untuk menjaga kadar air.
“Kalau dipanaskan pakai panci, kuah bisa jadi lebih asin,” jelas Chef Kiky.
Prinsip dasar bakso tetap sama: daging berkualitas, bumbu tepat, dan proses yang baik menentukan rasa akhir yang memuaskan.
Bakso Boedjangan secara resmi memperkenalkan “New Concept” yang menghadirkan pengalaman bersantap lebih modern serta peningkatan kualitas dan inovasi rasa.
Pasca-pandemi, Bakso Boedjangan melakukan evaluasi yang menunjukkan perubahan signifikan pada perilaku konsumen.
“Mereka sekarang mencari pengalaman yang tidak hanya enak, tapi juga relevan dan modern,” ujar Fahmi Jaidi, Head of Partnership & Business Development CRP Group.
Menjawab tantangan ini, konsep baru diluncurkan sebagai simbol pendekatan yang relevan agar Bakso Boedjangan tetap dekat dengan pelanggan dan selaras dengan tren.
Chef Kiky menjelaskan bahwa proses R&D untuk kuah dan varian bakso baru memakan waktu lebih dari setahun, dengan tujuan menciptakan rasa lebih kaya dibanding versi sebelumnya. Varian terbaru meliputi Bakso Keju dengan cita rasa creamy dan lumer, Bakso Membara yang sangat pedas, dan Bakso Telur. Mereka juga menawarkan topping tambahan seperti Bakso Goreng isi keju untuk melengkapi santapan pelanggan.
“Kuahnya sekarang lebih rich, lebih meaty. Kalau dulu lebih klasik, sekarang lebih powerful dan pasti lebih disukai,” ujar Chef Kiky.
Pelanggan juga dapat menikmati suasana baru yang dibuat untuk meningkatkan kepuasan, dengan pelayanan langsung di meja mulai dari pemesanan hingga pembayaran. Outlet kini dirancang lebih modern dan instagramable untuk menarik minat Gen Z.





