sekilas.co – Belakangan ini, cuaca panas ekstrem tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia, dengan suhu harian maksimum yang bisa mencapai 37,6°C bahkan lebih. Kondisi panas yang berlebihan ini membuat tubuh manusia berada pada risiko tinggi mengalami gangguan kesehatan akibat suhu ekstrem, salah satunya adalah heatstroke atau sengatan panas. Heatstroke terjadi ketika tubuh tidak mampu lagi menyeimbangkan panas yang masuk dengan mekanisme pendinginan alami, sehingga suhu inti tubuh meningkat secara drastis. Fenomena ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sehingga penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan mengetahui langkah-langkah pencegahan serta penanganan yang tepat.
Heatstroke bisa menyerang siapa saja, baik anak–anak, orang dewasa, maupun lansia, terutama mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan. Paparan panas yang terlalu lama, dehidrasi, atau kelelahan fisik merupakan faktor pemicu utama kondisi ini. Gejala heatstroke bisa bervariasi, namun ada beberapa tanda khas yang wajib diwaspadai. Di antaranya adalah suhu tubuh yang meningkat drastis hingga mencapai 40°C atau lebih, kulit kering dan terasa panas saat disentuh, detak jantung yang tidak teratur, sulit bernapas, sakit kepala berat, kram otot, mual, muntah, hingga pingsan. Kondisi ini termasuk darurat medis karena jika tidak segera ditangani, heatstroke bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh dan bahkan kematian.
Penanganan pertama yang paling penting saat seseorang terkena heatstroke adalah mengurangi paparan panas secara cepat. Menurut situs kesehatan terpercaya seperti nhs.uk, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memindahkan penderita ke tempat yang lebih sejuk atau teduh. Pilih lokasi yang jauh dari sinar matahari langsung, misalnya ruangan ber-AC, teras rumah yang sejuk, atau bawah pohon rindang. Tujuan utama dari langkah ini adalah menghentikan tubuh dari menerima panas lebih lanjut sehingga suhu inti tubuh tidak terus meningkat dan kondisi tubuh bisa stabil.
Selain memindahkan ke tempat sejuk, penting juga untuk melepas pakaian yang tebal atau terlalu menempel agar udara dapat bersirkulasi dengan baik di sekitar tubuh. Menggunakan kipas angin atau menempatkan penderita di dekat aliran udara juga bisa membantu menurunkan suhu tubuh. Beberapa orang mungkin membutuhkan kompres dingin atau handuk yang dibasahi air dingin untuk diletakkan di area tubuh seperti dahi, leher, ketiak, dan selangkangan, karena area ini memiliki pembuluh darah besar yang membantu proses pendinginan lebih cepat.
Kunci lain dalam penanganan heatstroke adalah menghidrasi tubuh dengan baik. Jika penderita masih sadar dan mampu menelan, berikan air putih secara perlahan atau larutan elektrolit untuk menggantikan cairan dan mineral yang hilang akibat keringat berlebihan. Hindari minuman berkafein atau beralkohol karena justru dapat memperparah dehidrasi. Jika penderita mengalami mual atau muntah hebat, sebaiknya jangan memaksakan minum secara langsung, dan fokus terlebih dahulu pada penurunan suhu tubuh dengan pendinginan eksternal.
Selain itu, observasi kondisi tubuh sangat penting. Periksa detak jantung, pernapasan, dan kesadaran penderita secara berkala. Jika gejala tidak membaik dalam waktu singkat atau penderita menunjukkan tanda-tanda serius seperti kehilangan kesadaran, kejang, atau tidak ada respon, segera panggil layanan darurat medis. Heatstroke termasuk kondisi kritis yang membutuhkan penanganan profesional sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi serius seperti kerusakan organ, gagal ginjal, atau gangguan saraf.
Selain penanganan darurat, pencegahan juga tidak kalah penting. Hindari aktivitas fisik berat di bawah terik matahari, gunakan pakaian yang longgar dan berbahan ringan, selalu membawa air minum, serta cari tempat teduh atau ber-AC ketika suhu lingkungan meningkat drastis. Mengenali tanda-tanda awal heatstroke dan bertindak cepat bisa menjadi kunci menyelamatkan diri sendiri atau orang di sekitar.
Kesimpulannya, heatstroke adalah kondisi serius akibat paparan panas ekstrem yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat cuaca ekstrem seperti yang sedang terjadi di Indonesia. Memindahkan penderita ke tempat sejuk, melepas pakaian tebal, memberikan kompres dingin, menjaga hidrasi, dan segera memanggil tenaga medis adalah langkah-langkah penting yang harus dilakukan. Dengan penanganan yang tepat dan pencegahan yang konsisten, risiko komplikasi akibat sengatan panas dapat diminimalkan, sehingga tubuh tetap aman meski menghadapi cuaca yang panas ekstrem.





