sekilas.co – Cuaca panas yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia belakangan ini benar-benar terasa menyengat dan tidak bisa dianggap sepele. Kondisi suhu yang melonjak tajam menuntut setiap orang untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas, karena paparan panas ekstrem dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan, terutama jika tubuh tidak mendapatkan perlindungan dan hidrasi yang cukup. Salah satu risiko paling berbahaya dari cuaca panas ekstrem adalah heat stroke, yaitu kondisi ketika suhu tubuh meningkat drastis hingga melewati 40 derajat Celsius. Keadaan ini biasanya terjadi akibat tubuh terlalu lama terpapar suhu tinggi atau melakukan aktivitas fisik berat di lingkungan yang panas tanpa jeda atau cairan yang cukup.
Menurut informasi kesehatan dari Mayo Clinic, heat stroke yang tidak ditangani sesegera mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa organ penting seperti otak, jantung, ginjal, hingga otot. Hal ini terjadi karena panas ekstrem mampu menurunkan aliran darah ke organ vital, sehingga jaringan dan sel-sel tubuh bisa mengalami kerusakan permanen. Karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala awal heat stroke agar pertolongan bisa diberikan sebelum kondisinya memburuk.
Beberapa tanda heat stroke yang perlu kamu waspadai antara lain:
Suhu tubuh yang sangat tinggi, mencapai 40 derajat Celsius atau lebih akibat paparan panas berlebihan.
Perubahan kondisi mental atau perilaku, seperti kebingungan, disorientasi, bicara tidak jelas, kejang, atau bahkan halusinasi.
Perubahan pola keringat, di mana kulit menjadi sangat panas dan kering saat disentuh apabila heat stroke berasal dari paparan cuaca ekstrem.
Rasa mual hingga muntah yang muncul secara tiba-tiba saat tubuh mulai mengalami stres akibat panas.
Kulit memerah seiring meningkatnya suhu tubuh.
Pernapasan cepat dan pendek sebagai usaha tubuh mendinginkan diri.
Detak jantung meningkat tajam karena jantung bekerja ekstra keras untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Sakit kepala intens, yang menjadi tanda tubuh mulai tidak mampu menahan tekanan panas.
Untuk mencegah kondisi ini, penggunaan pakaian sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas suhu tubuh. Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, dan menggunakan bahan yang breathable seperti katun atau linen agar tubuh tetap memiliki sirkulasi udara yang baik. Tidak hanya saat berada di luar ruangan, kamu juga harus memakai sunscreen di dalam ruangan, terutama jika sering terpapar sinar matahari melalui jendela. Gunakan sunscreen minimal SPF 30 setiap pagi dan aplikasikan ulang setiap dua jam agar kulit terlindungi dari sinar UV yang dapat menyebabkan sunburn dan memperparah risiko heat stroke. Saat keluar rumah, tambahkan perlindungan seperti topi, payung anti-UV, atau kacamata hitam untuk menjaga kesehatan kulit dan mata.
Saat cuaca panas ekstrem, menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah langkah terpenting untuk mempertahankan suhu tubuh stabil. Aktivitas luar ruangan seperti olahraga atau pekerjaan fisik akan membuat tubuh lebih cepat lelah karena panas memaksa tubuh bekerja lebih keras. Karena itu, sangat disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan pada pukul 10.00 hingga 16.00, yaitu waktu di mana intensitas panas matahari mencapai puncaknya. Jika kamu terpaksa harus beraktivitas pada jam-jam tersebut, pastikan untuk minum air putih sesering mungkin, mencari tempat teduh untuk beristirahat secara berkala, dan tidak memaksakan diri ketika tubuh mulai merasa tidak nyaman.





